Kabar Gembira Pemerintah Bakal Programkan Rakyat untuk Check Up Tuberkulosis, Gratis?

Ilustrasi Medical Check Up
Sumber :
  • Pixabay

Jakarta, VIVA – Penyakit Tuberkulosis (TB) menjadi masalah kesehatan serius yang diperhatikan oleh pemerintah Indonesia. Berdasarkan data WHO Global TB Report 2022, terdapat 10,6 juta orang di dunia jatuh sakit karena Tuberkulosis dan menyebabkan 1,3 juta orang meninggal karenanya. Indonesia termasuk delapan negara yang menyumbang 2/3 kasus Tuberkulosis di seluruh dunia, menempati posisi kedua setelah India dengan beban kasus baru sebanyak 1.060.000 kasus dengan kematian sebanyak 134.000 jiwa atau setara dengan 15 kematian per jam akibat Tuberkulosis.

Waspadai Penyebaran TBC di Tempat Kerja, Perusahaan dan Karyawan Bisa Lakukan Pencegahan Ini

Menyoroti hal ini, Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Profesor Tjandra Yoga Aditama, mendukung agar pemerintah yang baru akan mulai lebih fokus terhadap pengendalian atau penanganan kasusnya di Indonesia.

"Saya dan kita semua tentu sangat mendukung kalau pemerintah baru akan memberi prioritas penting bagi pengendalian TB," kata Profesor Tjandra Yoga Aditama, dalam pernyataannya, dikutip Selasa1 Oktober 2024.

Indonesia Peringkat 2 Kasus TBC Tertinggi di Dunia, Ahli: Yang Meninggal Lebih Banyak dari COVID-19

Dijelaskan bahwa pengendalian TB bisa dimulai dari tindakan promotif berupa penyuluhan kesehatan kepada masyarakat supaya lebih meningkat lagi kesadaran terrhadap peyakit yang menular itu. Setelah edukasi tentang penyakit TB tersampaikan, maka masyarakat juga dapat melakukan pencegahan dengan terapi pencegahan TB (TPT), vaksinasi, dan peningkatan daya tubuh seperti makan makanan bergizi dan konsumsi vitamin.

9 Alasan Kenapa Mpox Sekarang Menyerang Anak

Selain itu, penanganan TB juga dapat dilakukan lewat deteksi dini seperti check up yang direncanakan, pemeriksaan kontak dan risiko tinggi, dan lainnya.

Kemudian, ada langkah kuratif yakni pengobatan hingga tuntas baik TB sensitif obat maupun yang resisten obat, MDR, XDR, dan sebagainya. Terakhir, aspek pencegahan penularan di masyarakat, aspek sosial ekonomi pasien dan keluarganya, aspek sosio budaya, kesempatan kerja, juga sangat penting untuk diperhatikan karena peran yang besar dalam pengendalian TB.

"Artinya, semua kegiatan, dari promotif, preventif, deteksi, kuratif dan aspek lain yang disampaikan di atas, memang bagus dan penting dilakukan, dan berdampak penting pada pengendalian TB di negara kita," ujarnya.

Profesor Tjandra Yoga Aditama juga sangat menyarankan masyarakat agar melakukan deteksi dini karena penyakit paru bukan hanya TB tetapi juga meliputi kanker paru, penyakit paru obstruktif, penyakit paru akibat kerja, dan banyak lainnya.

Ilustrasi tuberkulosis.

WHO Tetapkan TBC Penyakit Menular Paling Mematikan

Dalam laporan WHO baru-baru ini diketahui sebanyak 10,8 juta orang terjangkit TBC tahun lalu dan baru 8,2 juta yang terdiagnosis.

img_title
VIVA.co.id
19 November 2024