Pasien Jantung di RS Bertambah Setiap Tahun, Ini Jenis Penyakitnya yang Wajib Diwaspadai

Ilustrasi serangan jantung
Sumber :
  • Pixabay

Depok, VIVA – Penyakit jantung masih menjadi penyebab utama kematian di Indonesia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2021, mencatat bahwa penyakit jantung menyebabkan angka kematian mencapai 17,8 juta setiap tahunnya.

10 Manfaat Anggur Muscat untuk Kesehatan Tubuh yang Jarang Diketahui

Kementerian Kesehatan Indonesia juga mengeluarkan data di tahun 2023, yang melaporkan 650 ribu kematian per tahunnya, atau satu dari tiga kematian di seluruh dunia. Angka ini menekankan urgensi tindakan pencegahan dan penanganan untuk mengurangi dampak penyakit jantung pada kesehatan masyarakat. Scroll untuk informasi selengkapnya!

Setiap tahunnya, ternyata jumlah pasien penyakit jantung yang rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit terus mengalami peningkatan. Hal ini menjadi bukti bahwa masalah penyakit jantung di Indonesia masih tinggi dan kesadaran masyarakatnya pun mulai bertumbuh karena banyak yang datang untuk melakukan pemeriksaan dini.

Hari Jantung Sedunia, Hanya Ratusan Dokter di Indonesia yang Bisa Katerisasi Jantung

"Setiap tahun meningkat, rata-rata sampai 30 persen. Hampir di semua rawat jalan, rawat inap, maupun IGD," ungkap Direktur RS Siloam Jantung Diagram, dr. Hoyi Siantoresmi, MARS, di sela acara Heart (Health, Education and Art) Festival, di Cinere, Depok, Sabtu 28 September 2024.

Ilustrasi serangan jantung/stroke.

Photo :
  • Freepik/rawpixel.com
Punya Seribu Wajah! Gejala Limfoma Hodgkin Sering Menyerupai Penyakit Lain, Salah Satunya Demam

Bertambahnya angka pasien itu berasal dari keluhan yang berbeda-beda. Namun sejauh ini, rumah sakit jantung itu mencatat masalah tertinggi ada pada serangan jantung yang dialami oleh orang dari berbagai usia.

Selain serangan jantung, ada juga masalah sindrom metabolik yang masih berkaitan erat dengan penyakit jantung seperti diabetes dan hipertensi.

"Banyaknya serangan jantung. Yang meningkat juga orang dengan sindrom metabolik seperti diabetes dan hipertensi, itu semakin banyak. Pasien juga sudah sering mengeluh nggak dapat tempat duduk di ruang tunggu yang biasanya tersedia 100 kursi sekarang bisa sampai 150," jelasnya.

Melihat pertambahan jumlah pasien penyakit jantung yang sangat drastis ini, maka kebutuhan paling utama adalah kesediaan dokter di rumah sakit yang siap siaga menangani pasien selama 24 jam setiap hari. Sebab, tidak ada yang tahu kapan seseorang akan mengalami serangan jantung yang datangnya suka mendadak. Oleh sebab itu, kebutuhan dokter spesialis jantung patut diperhatikan guna mengatasi tingginya angka kematian akibat serangan jantung.

Ilustrasi kopi.

Orang Belanda Bisa Minum 4 Cangkir Kopi Sehari, Bagaimana Efeknya untuk Kesehatan Jantung?

Zat kafein dalam kopi dapat meningkatkan frekuensi denyut jantung. Menurut beberapa penelitian bahkan kafein bisa menyebabkan kelenjar adrenal menghasilkan adrenaline.

img_title
VIVA.co.id
29 September 2024