Punya Seribu Wajah! Gejala Limfoma Hodgkin Sering Menyerupai Penyakit Lain, Salah Satunya Demam

Ilustrasi kanker
Sumber :
  • Pixabay

Jakarta, VIVA – Limfoma merupakan salah satu jenis kanker yang menyerang sistem limfatik, bagian penting dari sistem kekebalan tubuh manusia. Ada dua jenis utama limfoma, yaitu Limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin. 

Limfoma Hodgkin atau kanker kelenjar getah bening, meskipun lebih jarang ditemukan, memiliki ciri khas sel Reed-Sternberg dan seringkali menyerang orang dewasa muda serta mereka yang berusia di atas 55 tahun. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!

Di Indonesia, kesadaran mengenai Limfoma Hodgkin masih sangat rendah. Gejala-gejalanya yang tidak spesifik seringkali membuat penyakit ini sulit dikenali, dan banyak pasien baru mengetahui bahwa mereka mengidap kanker setelah penyakitnya mencapai tahap lanjut.

Menurut data Globocan 2022, di wilayah Asia Tenggara tercatat 12.308 kasus baru Limfoma Hodgkin dan 4.410 kematian. Di antara negara lain di Asia Tenggara, Indonesia mencatatkan 1.294 kasus baru dengan kematian sebanyak 373 kasus.
Angka ini naik dari data Globocan di tahun 2020 yang mencatat 1.188 kasus baru dengan 363 kematian.

Ilustrasi sel kanker.

Photo :
  • Pixabay

Pakar hematologi-onkologi, Dr. dr. Andhika Rachman, SpPD-KHOM, menjelaskan bahwa kondisi Limfoma Hodgkin di Indonesia masih kurang terdiagnosis dengan baik. 

“Banyak pasien baru datang ke dokter setelah penyakit mereka sudah memburuk. Tidak jarang, mereka juga mengalami salah diagnosis karena gejalanya yang tidak spesifik dan sering menyerupai penyakit lain,” ujar dr Andhika saat Diskusi Media Kenali Limfoma Hodgkin, yang digelar Takeda, di Jakarta, Kamis 26 September 2024.

Dokter Andhika lebih lanjut menjelaskan, karena gejalanya yang sering menyerupai penyakit lain ini, Limfoma Hodgkin sering disebut sebagai penyakit seribu wajah.

Oleh karena itu, masyarakat perlu mewaspadai beberapa gejala seperti munculnya benjolan di area kelenjar getah bening, yang dapat disertai dengan gejala sistemik yang disebut sebagai B symptoms. 

Awas! 5 Kebiasaan yang Diam-Diam Memicu Risiko Kanker

Gejalanya meliputi demam lebih dari 38 derajat Celcius tanpa penyebab yang jelas, keringat berlebihan di malam hari, serta penurunan bobot badan lebih dari 10 persen dalam 6 bulan berturut-turut tanpa disertai diet dan penyakit lain. 

Waspada Lonjakan Kasus Cacar Air, Pakar Sarankan Jaga Imun dengan Cara Ini

“Apabila mengalami gejala seperti itu, segera temui dokter untuk mendapatkan pemeriksaan yang menyeluruh. Karena
semakin cepat Limfoma Hodgkin didiagnosis, semakin besar peluang untuk memulai pengobatan yang tepat, dan semakin tinggi angka kelangsungan hidup pasien,” paparnya. 

Dokter Andhika pun melihat maraknya pengobatan herbal dan berbagai pengobatan alternatif yang overclaim dapat mengobati kanker, benjolan dan lain sebagainya. Namun, dia membantah pengobatan-pengobatan tersebut benar-benar dapat mengobati kanker.

Cara Mengurangi Risiko Serangan Jantung dengan Olahraga Teratur

“Padahal, tidak ada pengobatan yang tidak melalui clinical trial atau pengujian klinis. Untuk itu, masyarakat harus lebih waspada, serta kritis dengan segala bentuk pengobatan herbal dan sejenisnya yang belum terbukti melalui pengujian klinis,” pungkasnya.

Ilustrasi sakit pinggang.

Hati-hati, Saraf Kejepit yang Tak Diobati Bisa Berujung Stroke dan Merambat ke Organ Vital Lain

Faktor obesitas atau berat badan dan bertambahnya usia, juga bisa meningkatkan risiko terjadinya saraf kejepit. Hal lainnya adanya cedera lama dan mengangkat beban berat.

img_title
VIVA.co.id
14 November 2024