Mual dan Muntah Pasca Marathon? Dokter Tirta Ungkap Penyebabnya
Jakarta, VIVA – Seiring dengan semakin banyaknya even dan komunitas yang bermunculan, olahraga lari telah menjadi salah satu trend paling populer dan tengah berkembang pesat di Indonesia. Setidaknya dalam satu tahun beragam jenis even olahraga lari mulai dari marathon hingga fun run bertaburan dan semakin diminati masyarakat untuk diikuti.
Fenomena ini tidak hanya mencerminkan minat yang meningkat terhadap kesehatan dan kebugaran. Tetapi juga menunjukkan bagaimana lari telah menjadi bagian penting dari gaya hidup masyarakat urban saat ini.
Berbicara mengenai lari marathon atau fun run, kita tetap perlu memerlukan persiapan yang matang. Sebab, jika tidak, insiden tidak diinginkan bisa terjadi. Mulai dari cedera atau bahkan parahnya bisa menyebabkan masalah seperti pingsan. Bukan sehat dan bahagia yang didapat malah akhirnya masalah kesehatan yang didapat.
Bahkan belum lama ini, viral salah satu peserta marathon yang mengalami muntah-muntah hebat usai menyelesaikan lari marathon. Lantas apa yang membuat peserta marathon tersebut muntah-muntah usai menjalani lari tersebut?
Daniel Mananta (Kiri), dr. Tirta (Kanan), Foto: Isra Berlian
- VIVA.co.id/Isra Berlian
dr. Tirta menjelaskan insiden pelari yang mengalami muntah-muntah usai menjalani lari marathon itu lantaran bloating. Bloating atau perut kembung adalah saluran gastrointestinal atau GI terisi dengan udara atau gas.
Gejala yang muncul saat bloating adalah perut terasa penuh, kencang, hingga buncit. Bahkan perut anda akan terasa nyeri, keras, dan sering buang gas. Bloating yang terjadi itu lantaran peserta tersebut mengalami dehidrasi parah.
"Bloating, karena dia dehidrasi parah. Dehidrasi parah, jadi terjadi kondisi namanya hiponatremi. Salah satu side effect-nya muntah, semua reflux dari lambung," kata dia saat dikonfirmasi VIVA.co.id saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Rabu 25 September 2024.
Ketika seseorang mengalami muntah-muntah hebat usai menjalani lari marathon, maka orang tersebut harus langsung duduk dan langsung rehidrasi.
"Ya langsung rehidrasi. Jadi duduk istirahat, rehidrasi dikasih elektrolit semua. Rehidrasi itu ya tetap intake makanan boleh, intinya mengganti elektrolin yang hilang," kata dia.
dr. Tirta menjelaskan bahwa orang yang melakukan lari marathon dan mengalami muntah-muntah itu tubuhnya mengalami kehilangan elektrolit yang banyak. Maka dari itu, penting langsung menghidrasi tubuh. Selain itu, orang yang muntah-muntah usai lari marathon mengalami peningkatan denyut jantung.
"Orang yang sampe muntah itu karena elektrolinnya udah hilang semua dan heart rate-nya tinggi banget. Sehingga otot core-nya, core muscle ABS-nya, reflux semua karena namanya simpatis kan. Udah ada namanya flag and fight response. Jadi simpatisnya menganggap ini kondisi darurat Jadi dia nge-lock pencernaan, keluar semua isinya," ujarnya.
Berbicara mengenai lari, belum lama ini ritel modern kesehatan dan kecantikan, Guardian menggelar Guardian Run 2024 pada Minggu 22 September 2024 di Plaza Timur Gelora Bung Karno Jakarta. Diikuti 6 ribu peserta, acara ini diselenggarakan sebagai bagian dari rangkaian Anniversary Guardian Indonesia ke-34.
Head of Finance Guardian Indonesia, Melia Asmita Natawidjaja, mengungkap melalui kegiatan ini tidak hanya merayakan perjalanan kami selama 34 tahun, tetapi juga menginspirasi lebih banyak orang untuk hidup sehat dan juga dapat berinteraksi dengan brand Guardian melalui rangkaian kegiatan yang dilakukan. Kegiatan ini juga menjadi bukti komitmen pihaknya dalam mendukung masyarakat untuk memiliki pola hidup berkualitas dan tampil fit. Tidak hanya sekadar lari, acara ini juga memberikan pengalaman lebih dengan fasilitas eksklusif di Guardian Lounge, seperti free hairdo, eye decorative, pijat olahraga, skincheck, nail art, hingga sunscreen dispenser.
