Dokter Tirta Ungkap Bahaya Langsung Olahraga Lari Usai Bangun Tidur

Ilustrasi olahraga lari.
Sumber :
  • Freepik

Jakarta, VIVA – Olahraga lari belakangan ini cukup digandrungi masyarakat. Salah satu alasannya lari menjadi olahraga paling mudah, dan  murah. Berkaitan dengan lari, banyak orang memilih untuk berlari pada pagi hari dengan alasan udara yang masih lebih bersih dan belum terpapar polusi asap kendaraan.

8 Olahraga yang Harus Kamu Coba untuk Hilangkan Perut Buncit Secara Cepat dan Aman!

Berbicara mengenai lari pagi hari, bolehkah kita langsung berlari usai bangun tidur? Terkait hal ini, dr Tirta angkat bicara.

Dijelaskannya bahwa jika ingin lari pagi maka perhatikan pula jam tidur malamnya. Usahakan kata dia untuk tidur malam pada pukul 10. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Pelari Asal Kenya Moses Mbugua Gaikarira Jadi Juara di IFG Labuan Bajo Marathon 2024

“Jadi tidur tuh kan yang penting itu bukan hanya durasi tidur tapi kualitas tidur. Jadi kalau kita misalkan larinya tuh mau pagi, usahakannya, kita tidur tuh maksimal jam 10 Dan dari tidur ke lari tuh bukan langsung dadakan ya, tetep harus ada PWO-nya, (pre-workout meal). Jadi ada pisang boleh, kurma boleh, madu boleh, energy gel boleh, atau makanan-makanan atau minuman lain yang bisa menghasilkan energi lama,”kata dia saat ditemui awak media di kawasan Jakarta Pusat, Rabu 25 September 2024.

ilustrasi Jogging

Photo :
  • Pixabay
IFG Labuan Bajo Marathon 2024, Peserta Menikmati Keindahan Setiap Sudut Labuan Bajo

Di sisi lain, terkait dengan lari di pagi hari, dr. Tirta menyebut ada jeda antara bangun tidur dengan berlari. Jeda antara bangun tidur dengan berlari adalah 45 menit. Sebab jika langsung memilih lari usai bangun tidur risiko blackout cukup tinggi.

“Stretching dinamis, baru bisa lari. Jadi jedainya sekitar 45 menit, jadi kalau kita bangun subuhan, ya jam 5 lah bisa lari, atau jam 5 kurang bisa lari. Kalau kita mau maksain lari jam 4, ya kita harus bangun setengah 4. Kalau langsungan biasanya rentan blackout karena intake cairanya berkurang, kita belum sepurunya 100% awake, terus kita juga nggak ada PWO meal,” ujarnya.

Sementara itu, jika tidak ada jeda 45 menit antara bangun tidur dan berlari. dr. Tirta menyebut akan ada risiko seperti cedera. 

“Kalau jedanya 15-20 menit, rentan cidera, karena tubuh belum panas, dia masih dalam kondisi dia kan somnolen ya, mengantuk. Terus tiba-tiba langsung dipaksa awake terus langsung dikasih pressure tinggi, kecuali larinya itu easy, easy banget. Jadi heart rate di zona 1, zona 2 kayaknya kalau dari tidur langsung olahraga masih aman. Tapi kalau dia di zona 2, zona 3, dan long run, itu membutuhkan PWO, kalau nggak dia nanti akan rentan sidera di tengah jalan,” kata dia.

Seorang wanita sedang berolahraga lari.

Photo :

Sebagai informasi, Zona denyut jantung merupakan cara yang mudah untuk melihat dan membimbing intensitas upaya Anda dalam sebuah aktivitas.

Personalisasi zona denyut jantung Anda mengatur keadaan awal untuk meningkatkan efektivitas olahraga Anda dari waktu ke waktu.

Hindari berolahraga secara berlebihan dalam sesi pemulihan, lakukan latihan ketahanan yang lebih baik, dan lihat secara instan kapan waktunya menambah kecepatan untuk olahraga yang lebih menstimulasi.

Zona 1 (Pemanasan): 50-60?ri Max HR

Berlatih di zona 1 terasa seperti latihan yang rileks, berkecepatan rendah, dengan napas berirama.

Latihan ini meningkatkan kemampuan jantung Anda untuk memompa darah dan kemampuan otot Anda untuk menggunakan oksigen. Berjalan cepat adalah jenis latihan khas zona 1.

Zona 2 (Mudah): 60-70?ri Max HR

Berlatih di zona 2 menggunakan pace yang nyaman, di mana Anda bernapas lebih dalam tetapi masih bisa sambil mengobrol. Latihan ini baik untuk pemulihan dan latihan kardiovaskular dasar. Joging ringan biasanya termasuk dalam latihan zona 2.

Olahraga lari.

Photo :
  • http://teknikdiet.com/

Zona 3 (Aerobik): 70-80?ri Max HR

Latihan zona 3 dilakukan dengan pace sedang, di mana mengobrol menjadi lebih sulit. Latihan ini menguatkan paru-paru dan jantung Anda untuk ketahanan yang lebih baik. Berlari kecil termasuk dalam latihan zona 3.

Zona 4 (Ambang): 80-90?ri Max HR

Di zona 4, Anda bergerak dalam pace yang cepat dan hampir tidak nyaman dengan napas yang kuat. Latihan ini memperbaiki kapasitas anaerobik dan ambang laktat. Lari cepat termasuk dalam latihan zona 4.

Zona 5 (Maksimal): 90-100?ri Max HR

Saat Anda mencapai zona 5, Anda biasanya berada dalam pace sprint yang sulit untuk dipertahankan dalam jangka waktu panjang. Napas menjadi sesak. Latihan zona 5 membangun daya serta ketahanan anaerobik dan otot.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya