Ini Penyebab Harga Obat Menjadi Mahal

Ilustrasi beli obat bisa lewat layanan telefarmasi.
Sumber :
  • vstory

Jakarta, VIVA – Beberapa waktu belakangan ini harga obat di pasaran mengalami kenaikan. Bahkan harga obat di tanah air jauh lebih mahal dibanding harga obat di negara tetangga, Malaysia beberapa waktu lalu. 

PKB: Kenaikan PPN Bukan Harga Mati untuk Penguatan APBN

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI), Taruna Ikrar menjelaskan alasan di balik meningkatnya harga obat di tanah. Scroll lebih lanjut ya.

Disebutnya bukan hanya bahan baku impor yang menjadi alasan meningkatnya harga obat di tanah air saja. Faktor lain seperti maturnitas atau kedewasaan perusahaan dalam memproduksi obat termasuk menjaga kualitas dan kuantitasnya juga jadi penyebab meningkatnya harga obat di tanah air.

Zulhas Tegaskan Indonesia Tak Impor Beras pada 2025, Ada Tapinya

"Harga obat selama ini kita anggap bahwa karena kita impor bahan, harganya naik. Bukan semata-mata karena taktor itu, ternyata ada faktor lain. Hubungannya dengan faktor maturitas ini," kata Taruna Ikrar saat ditemui awak media di JS Luwansa Jakarta, Selasa 24 September 2024. 

Polisi Blak-Blakan Bandar Doyan Jual Sabu di Jakarta karena Cuan Banget, Segini Keuntungannya

Obat yang diproduksi perusahaan Indonesia sendiri dilaporkan bisa meningkat hingga lebih dari 100 persen dibandingkan Malaysia dan Singapura. Taruna mengungkap dari sekitar 200an perusahaan farmasi hanya ada satu yang mencapai level satu tingkat maturitas.

"Maturitas dari menengah naik, logikanya dia produksinya bagus, maka nilai ekspor akan meningkat dan keterbutuhan. Dan ini ternyata juga berdampak ternyata dengan harga obat dan sebagainya. Harga obat selama ini kita anggap bahwa karena kita impor bahan, harganya naik. Bukan semata-mata karena faktor itu, ternyata ada faktor lain. Hubungannya dengan faktor maturitas ini," ujar Taruna.

Taruna Ikrar, Foto: Isra Berlian

Photo :
  • VIVA.co.id/Isra Berlian

"Nah, tentu kita berasumsi dengan peningkatan maturitas dari seluruh farmasi, industri farmasi kita masuk ke level tertinggi, maka akan berdampak, break open point-nya akan berdampak lebih besar pada berbagai hal, termasuk harga obat," sambung Taruna. 

Taruna mencontohkan, kalau produk obat itu memproduksi lebih banyak, maka harga pasti turun. Begitu pula sebaliknya, jika produsen obat memproduksi dalam terbatas harga obat tersebut pasti nalk.

"Bagaimana caranya supaya produksinya meningkat? Bukan hanya untuk pasar dalam negeri, kita bagaimana menggarap pasar luar negeri. Pasarnya meningkat, jumlah harus dibuat lebih banyak. Kalau dia lebih banyak, harganya turun. Itu logika yang paling masuk akal, logika dagangnya. Nah, itu yang saya mau jelasin khusus untuk acara hari ini," ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya