Dokter Tirta Sebut Mi Instan Tak Berbahaya, Kenapa?
- Freepik/dashu83
Jakarta, VIVA – Siapa yang bisa menolak mi instan? Rasanya akan sulit jika kita tidak makan mi instan dalam kesehatian. Namun belakangan ini tingkat kesadaran masyarakat akan kesehatan yang mulai tinggi, membuat mereka berpikir dua kali untuk konsumsi mi instan.
Beberapa alasan yang membuat kita enggan untuk konsumsi mi instan mulai dari isu mi instan yang dibungkus dengan lilin hingga bumbu mi instan yang bisa menyebabkan masalah kesehatan serius. Scroll lebih lanjut ya.
Ramainya pemberitaan mengenai mi instan itu juga membuat dr. Tirta angkat bicara. Dalam podcast bersama dengan Samuel Christ dirinya menjelaskan bahwa jika ada makanan yang dinilai berbahaya perlu diketahui penyebabnya kenapa bisa bahaya dikonsumsi.
“Enggak juga. Sekarang tak tanya, orang bilang mi instan bahaya, oke bahayanya apa? Semua netizen mi instan bahaya, tak tantang bahayanya apa? Bahayanya harus jelas. Kalau kita mau mengatakan sebuah makanan berbahaya, kita harus tahu bahayanya apa," kata dia dikutip dari tayangan YouTube Samuel Christ.
Dia menyebut mi instan akan bisa mempengaruhi kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan dalam satu hari. Misalnya saja mengonsumsi mi instan sebanyak 10 atau 50 bungkus dalam satu hari.
“Apakah kamu makan mi instan 50 kali sehari? Sekali makan apa kamu kuat 10 bungkus gitu? Itu hanya karbo yang dibungkus tepung dan kasih bumbu, bumbunya natrium. Kalau kamu makan mi terus-terusan dan kasih bumbunya natrium, kalau kamu makan mi instan terus-terusan sehari makan 10, tensimu naik. Kuat kamu sehari makan 10? Selama 10 tahun. Yang jadi masalah kita memandang makanan berbahaya kayak racun, kata dia.
dr. Tirta menjelaskan bahwa mi instan itu hanya jenis karbohidrat yang dibungkus dengan tepung dan diberi bumbu. Mi instan sendiri juga diperuntukkan bukan untuk dikonsumsi setiap saat melainkan dalam kondisi darurat. Dia menyebut mi instan itu bisa menjadi makanan yang sehat jika ditambahkan dengan sayur dan sumber protein seperti telur rebus.
“Mi instan itu enggak ada gizinya enggak ada proteinnya minimal. Mi instan ini digunakan untuk survival ternyata dari penelitian jika mi instan dimakan menggunakan sayur telur ada gizinya. Jadi mi instan dicampurkan dengan sayur yang pure sayur dan gunakan telur rebus 2 itu bisa mengurangi efek dari pengawetnya,” katanya.
“Yang jadi masalah dia bukan berbahaya tapi dia enggak ada gizinya kalau hanya minya aja. Mi instan itu enggak ada apa-apanya (tanpa sayur dan telur) enggak ada gizinya. Jadi cuman membuat kenyang tapi tidak ada gizinya selain sebagai sumber energi. Kalau mi instan ditambah sawi dan telur ada (gizinya),” sambung dokter Tirta.