Hati-hati, Spons Cuci Piring Bisa Sebabkan Gagal Ginjal

Ilustrasi spons cuci piring.
Sumber :
  • Pixabay/Jarmoluk

AS, VIVA – Spons pencuci piring dapat menjadi titik panas bagi bakteri berbahaya, yang berpotensi menyebabkan penyakit parah yang sering disalahartikan sebagai patogen bawaan makanan. Membersihkannnya secara berkala atau mempertimbangkan alat pembersih alternatif, dapat membantu mengurangi risiko ini. 

Dilansir Times of India, Rabu 18 September 2024, analisis terbaru menggarisbawahi jumlah bakteri yang mengkhawatirkan yang mengendap dalam spons dapur, dan kemungkinan menimbulkan risiko yang lebih besar dibanding toilet. Scroll untuk info selengkapnya!

Spons cuci piring bisa menampung hingga 54 miliar bakteri per sentimeter kubik, hal ini berarti dapat mencemari semua peralatan dapur yang sudah dibersihkan dengan spons ini, sehingga meningkatkan risiko keracunan makanan.

Spons pencuci piring.

Photo :
  • Pixabay/congerdesign

Insinyur biomedis di Universitas Duke, AS, telah membuktikan bahwa spons cuci piring, dapat menjadi lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan mikroba. Kekhawatiran utamanya adalah penyakit yang sering dikaitkan dengan faktor-faktor lain, seperti mengonsumsi makanan menggunakan piring yang dibersihkan dengan spons yang terkontaminasi. 

Risiko yang muncul tidak hanya gangguan gastroenteritis ringan tetapi juga penyakit parah seperti meningitis, pneumonia, demam tinggi, diare berdarah, dan keracunan yang mengancam jiwa.

Campylobacter, bakteri yang hidup dalam spons, juga sering ditemukan dalam ayam yang kurang matang, susu yang tidak dipasteurisasi, atau kecambah dan produk yang terkontaminasi. Bakteri ini dapat menyebabkan diare, sakit perut, demam, dan mual.

Organisme lain yang ditemukan dalam spons adalah Enterobacter cloacae, bagian dari flora usus normal, dapat menyebabkan infeksi parah jika orang tersebut mengalami gangguan kekebalan tubuh, yang menyebabkan masalah seperti pneumonia, septikemia, dan meningitis. 

Terpopuler: Cara Atasi Bau Kaki dan Ketiak, Bukan Hanya Mandi

Bakteri E. coli juga ada dalam spons, biasanya dikaitkan dengan keracunan makanan, menyebabkan penyakit perut, diare berdarah, dan komplikasi yang berpotensi mengancam jiwa jika tidak diobati.

Salah satu bakteri tinja yang tumbuh subur di spons cuci piring adalah E.Coli, yang membawa risiko gagal ginjal. Sindrom Uremik Hemolitik adalah nama dari kondisi ginjal ini yang disebabkan oleh kontaminasinya.

Indra Bruggman Ungkap Gejala Awal Idap Hipertiroid, Rambut Rontok Hingga Napas Terengah-engah

Sementara itu, Klebsiella, bakteri lain yang juga umum ditemukan dalam spons, adalah patogen oportunistik yang dapat resisten terhadap antibiotik, yang menyebabkan infeksi parah seperti pneumonia dan infeksi saluran kemih. 

Penting, Menjaga Kebersihan Rumah Cegah Sumber Penyakit dan Bakteri

Moraxella osloensis, yang menyebabkan bau apek pada cucian juga ada di spons, menimbulkan risiko berbagai infeksi, termasuk lesi kulit dan radang sendi. Salmonella, biasanya terkait dengan makanan atau air yang terkontaminasi, juga dapat berkembang dalam spons, menyebabkan demam, diare, dan kram perut, dengan gejala yang muncul dalam beberapa jam hingga seminggu.

Tidak hanya itu, Staphylococcus adalah patogen lain yang ditemukan dalam spons, dikenal menyebabkan infeksi kulit dan kondisi yang lebih parah seperti impetigo dan selulitis. Spons juga dapat menampung spesies Proteus dan Acinetobacter. 

Untuk mengurangi risikonya, penting untuk menghindari kontaminasi silang dengan tidak menggunakan spons yang sama untuk membersihkan barang yang berbeda, seperti wadah dan peralatan daging mentah. 

Selain itu, jangan pernah meninggalkan spons dalam air yang tergenang dan pertimbangkan untuk menggunakan sarung tangan pencuci piring untuk meminimalkan kontaminasi kulit. Spons berbasis selulosa lebih direkomendasikan dibanding spons plastik yang tidak ramah lingkungan. 

Kemudian, jika tidak nyaman menggunakan spons, alternatifnya bisa memakai sikat gosok, sikat silikon, gosok logam sekali pakai, mesin pencuci piring, rendam dengan air sabun panas, dan sering mencuci kain lap untuk piring. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya