Tak Cuma Turunkan Berat Badan, Pola Makan dan Jenis Olahraga ini Juga Turunkan Lemak Tubuh

Ilustrasi perut rata dari proses menurunkan berat badan.
Sumber :
  • Freepik: drobotdean

Jakarta, VIVA – Tidak bisa dipungkiri bahwa semua orang ingin segala sesuatu yang cepat dan instan. Termasuk di dalamnya soal penurunan berat badan.

Waspada! Gaya Hidup Sehari-hari Anda Bisa Jadi Pemicu Stroke di Usia Muda!

Mereka yang memiliki berat badan berlebih dan ingin menurunkan berat badan terkadang tergiur untuk melakukan diet instan yang menjanjikan penurunan berat badan dalam waktu cepat.

Tak hanya itu saja, kita juga selalu mencari referensi olahraga yang bisa menurunkan berat badan dengan cepat untuk dilaksanakan. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Viral Americano Disebut Jadi Minuman Ampuh Pangkas BB, Mitos Atau Fakta?

Lantas bagaimana konsep penurunan berat badan yang tepat? Seperti apa makan dan olahraga yang tepat demi menurunkan berat badan?

Terkait hal itu ahli gizi bersertifikasi sekaligus kreator TikTok Liminah Tarto atau yang dikenal dengan Ayen Boentoro angkat bicara.

Dokter Tirta Sebut Makan Setelah Jam 7 Malam Tak Bikin Gemuk, Tapi......

Berat badan

Photo :
  • Eat This

Dijelaskannya penurunan berat badan yang ideal adalah 2-4 kg per bulan. Dia juga menekankan tentang penurunan lemak yang lebih penting dibandingkan penurunan berat badan. 

“Kata-kata cepat itu populer. Penurunan berat badan 2-4 kg per bulan tergantung berat badannya. Saya tekankan yang diturunkan adalah lemak bukan sekedar turun berat badan,” kata dia kepada awak media dalam acara Bincang-bincang #serunyadiTikTok, di kawasan Petogogan Jakarta Selatan, Jumat 13 September 2024.

Lebih lanjut diungkap Ayen, pola makan yang penting untuk penurunan berat badan adalah pola makan sehat yang tinggi protein, tinggi sayur-sayuran dan karbohidrat. 

“Pola makan saya ajarkan yang seimbang supaya sehat. Namanya langsing itu bonus. Saya ajarkan tidak makan, makanan olahan. Makanan olahan dalam plastik saya tidak sarankan. Makanan di luar banyak yang saya bilang bukan makanan karena campuran tidak jelas, apa yang ada di dalamnya tidak jelas. Makanan dengan campuran tepung, sama gula, warna, banyak perasa, mesti dicurigai apa isi di dalamnya,” jelasnya.

Ayen juga menekankan untuk tetap konsumsi nasi atau sumber karbohidrat lainnya, dia menyebut bahwa jika orang benar-benar tak konsumsi nasi atau karbohidrat bisa menyebabkan masalah kesehatan. 

Ilustrasi berolahraga/olahraga/berkeringat.

Photo :
  • Freepik/freepik

“Pola makan yang saya ajarkan adalah pola makan sehat, tinggi protein, tinggi sayur-sayuran, dan masih ada nasi. Nasi memang bagus untuk wanita, jangan hindari nasi terus-terusan karena itu akan menggangu hormon dan kita jadi wanita yang tidak bahagia. Sebab hormon progesteron itu akan turun kalau kita tidak makan sama sekali karbohidrat,” ujarnya. 

Selain itu dia juga tidak menganjurkan untuk melewatkan sarapan dan makan malam. Sebab jika melewatkan makan malam dan sarapan berat badan malah justru tidak turun. 

“Saya tidak anjurkan skip naik pagi dan makan malam dalam artian hanya makan sehari sekali itu bahagia untuk wanita. Malah gak turun berat badan,” ujarnya. 

Sementara itu terkait dengan pola intermitten fasting yang sering dilakukan masyarakat lantaran dianggap efisien dalam menurunkan berat badan. Ayen sendiri menyarankan intermitten fasting dilakukan secara terus menerus. 

“Boleh tapi kalau skip pagi dan malam itu kan cuman (makan) sekali. Intermitten Fasting bisa kita pakai tapi jangan terus-terusan, banyak yang salah kaprah adalah Intermitten bisa bikin kurus. Jadi dia begitu terus dari jendela makannya panjang kemudian diperpendek hingga makan hanya satu kali. Udah enggak turun-turun (berat badannya) akhirnya rambut rontok, mens terlambat karena hormonnya terganggu badan jadi enggak bisa bakar lemak,” ujarnya.

Sementara itu untuk pola olahraga masyarakat sendiri bisa memulai olahraga dengan berjalan kaki. Berjalan kaki di sini kata Ayen adalah pola jalan kaki yang memicu kenaikan detak jantung. 

“Olahraga yang paling bagus adalah yang dilakukan bukan dicanangkan. Jalan kaki boleh apalagi masuk zona. Jadi jangan jalan kaki lenggang kangkung, bisa cepat. Jalan yang meningkatkan detak jantung, mulai kita merasa ngos-ngosan,” jelasnya. 

Ilustrasi kolesterol .

Sudah Jaga Pola Makan, Kok Tekanan Darah dan Kolesterol Masih Tinggi? Ini Sebabnya!

Sering kali ngemil dianggap sepele, padahal banyak camilan yang kaya lemak jenuh dan tinggi garam yang bisa memicu kolesterol dan hipertensi.

img_title
VIVA.co.id
31 Oktober 2024