Indonesia Peringkat 2 Kasus TBC Tertinggi di Dunia, Ahli: Yang Meninggal Lebih Banyak dari COVID-19

ilustrasi masker mencegah penularan influenza, COVID-19 dan TBC
Sumber :
  • Pixabay

Jakarta, VIVA – Indonesia menempati peringkat 2 untuk kasus TBC terbanyak di dunia. Hal itu diungkap oleh Direktur Utama BPJS Kesehatan, Prof. Ali Ghufron Mukti.

KPK Sebut Kerugian Negara Kasus Pengadaan X-Ray di Kementan Rp82 Miliar

“Artinya, orang RRC yang jumlahnya 1,4 miliar yang kena TB banyakan Indonesia,” ujar Prof Ali di acara Forsta Kembangkan Alkes Lokal Mobile X-ray dan Dialyzer Pertama di Indonesia, di Kalbe Business Innovation Center, Jakarta, Selasa 10 September 2024. Scroll untuk informasi selengkapnya!

Bahkan Prof Ali mengatakan, jumlah kasus yang meninggal akibat TB lebih banyak dibanding COVID-19.

Pengakuan Sekretaris Badan Karantina Pertanian Sudah Jadi Tersangka Korupsi Pengadaan X-Ray

“COVID-19 seluruh komponen bangsa sibuk untuk bersama-sama mengatasinya. TBC tidak banyak komponen bangsa yang ikut terlibat,” kata dia.

Ilustrasi pasien TBC.

Photo :
  • Dokumentasi IPB
Benarkah Mpox Terjadi karena Vaksin COVID-19? Ini Penjelasan Kemenkes

ilustrasi masker mencegah penularan influenza, COVID-19 dan TBC

Photo :
  • Pixabay

“Penemuan kasus TBC dengan X-ray ini sangat penting, merupakan standar pelayanan kesehatan yang harus diterapkan,” ungkapnya.

Alat kesehatan Mobile X-ray (Elva JollyPlus 301) pun kini sudah diproduksi di dalam negeri. Mobile x-ray merupakan perangkat radiografi yang dapat dipindahkan atau dibawa ke berbagai lokasi untuk mengambil gambar sinar-x. 

Berbeda dengan mesin sinar-x stasioner yang biasanya ditempatkan di ruang radiologi di rumah sakit atau klinik, mesin sinar-x portabel atau mobile ini dirancang untuk digunakan di tempat-tempat yang mungkin sulit dijangkau oleh pasien, seperti ruang perawatan intensif (ICU), ruang operasi, atau bahkan di rumah pasien. 

“Mobile X-ray untuk rontgen yang bisa mobile, bentuknya tidak terlalu besar. Jadi, bisa digunakan di klinik-klinik, puskesmas-puskesmas, untuk mempercepat diagnosis penyakit, terutama TBC,” jelasnya.

“Dengan produksi dalam negeri, kita harapkan penggunaannya makin banyak di faskes kita dan bisa menerapkan program-program Kementerian Kesehatan dalam eradikasi TBC ini,” sambungnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya