Anak Terbiasa Konsumsi Makanan Manis Sejak Kecil, Ahli Ungkap Cara Jitu Menghentikannya

Ilustrasi anak makan manis
Sumber :
  • Times of India

Jakarta, VIVA – Konsumsi gula tambahan secara berlebihan diketahui sangat tidak baik bagi kesehatan tubuh. Biasanya, gula tambahan ini didapatkan dari produk makanan atau minuman kemasan yang mudah ditemukan di pasaran. Kesadaran akan pentingnya menjaga asupan gula memang mulai digandrungi oleh banyak orang terutama anak-anak muda, namun para orangtua juga harus mulai membiasakan anak-anaknya menghindari makanan manis sejak kecil.

Dijalankan Januari 2025, Anggaran Program Makan Bergizi Gratis Rp 15.000 per Anak

Konsumsi gula berlebihan dapat memicu berbagai risiko gangguan kesehatan, misalnya penyakit metabolik seperti diabetes tipe 2 dan sindrom metabolik. Selain itu, gula tambahan juga meningkatkan risiko penyakit jantung dengan memicu peradangan, meningkatkan tekanan darah, memengaruhi kadar kolesterol, hingga membuat obesitas. Scroll untuk info selengkapnya, yuk!

Membiasakan anak-anak makan makanan manis sejak kecil akan berpengaruh sampai ia dewasa. Misalnya, anak jadi terbiasa mengonsumsi makanan manis dengan kadar gula tinggi selama masa pertumbuhannya. Dengan begitu, gangguan metabolik pun bisa terjadi lebih cepat bahkan sebelum mereka dewasa.

Studi: Bukan Pagi, Ternyata Lari Sore Paling Ampuh Turunkan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes

"Secara alamiah, bayi lahir punya preferensi rasa manis. Itu salah satu insting bahwa manis adalah sumber kalori maka mereka akan lebih suka rasa manis. Tapi kesukaan juga tergantung lingkungan, kalau dibiasakan suka manis ya akan terbawa sampai dewasa," kata Dokter Spesialis Anak Konsultan Gizi dan metabolik, dr. Yoga Devarea Sp.A(K), dalam acara Forum Ngobras: Meluruskan Miskonsepsi Gula pada Nutrisi Anak, di Jakarta, Selasa 3 September 2024.

Ilustrasi permen atau makanan manis

Photo :
  • Freepik: azerbaijan
Polisi Cek Kondisi Anak 9 Tahun Usai Dianiaya dan Dipaksa Minum Miras oleh 4 Pria di Tangerang

Cara berhenti mengonsumsi gula memang tidak mudah, apalagi ada kandungan gula-gula tersembunyi di berbagai produk kemasan yang dijual di pasaran. Untuk itu, Dokter Yoga menyarankan untuk mulai mengurangi dulu kadar gula dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Terutama untuk anak-anak, coba mulai dari mencampurkan makanan mereka dengan bahan bebas gula. Hindari membuat rasa makanan anak kehilangan rasa manis secara drastis karena hal itu akan membuat anak jadi mogok makan.

"Kalau udah terlanjur, mengurangi pelan-pelan terutama pada anak. Kalau udah dewasa atau anak yang usianya lebih besar bisa switch langsung. Misalnya minum kopi full gula, sekarang tanpa gula. Kalau mau latih sensorik biar lebih bisa nerima, pelan-pelan aja. kalau minum teh manis gulanya 2 sendok makan, bisa dikurangi," jelasnya.

Dokter Spesialis Anak itu memberikan cara jitu untuk membiasakan anak minum minuman tanpa gula. Dimulai dari susu yang biasanya dikonsumsi setiap hari. Jika anak lebih suka susu kotak dengan perasa seperti stroberi atau cokelat, mulai dengan membiasakan anak minum dari gelas. Pindahkan isi susu kotak itu ke dalam gelas sehingga anak tahu bahwa rasanya tidak akan berubah meskipun kemasannya berbeda.

Kemudian ketika anak sudah mulai terbiasa minum susu dari gelas, bisa tambahkan susu tanpa gula atau kurangi kadar manisnya secara bertahap.

"Setelah bisa menerima, kita tambahin susu tanpa gula. Mulai dari 5 sampai 10 cc, terus sampai dia bisa menerima. Memang ini bukan proses beberapa hari atau minggu tapi sampai berbulan-bulan," ujarnya.

Ilustrasi cek diabetes pada anak muda.

Miris, Anak Usia 13 Tahun Sudah Didiagnosis dengan Diabetes Tipe 2

Masalah obesitas hingga diabtes tipe 2 pada anak-anak menjadi masalah yang cukup serius belakangan ini. Bahkan setiap tahunnya angka meningkat.

img_title
VIVA.co.id
27 November 2024