Dialami Keponakan Ayu Ting Ting, Kenali Tanda Bahaya Dehidrasi Pada Bayi Akibat Muntah dan Diare

Ilustrasi bayi menangis.
Sumber :
  • Pixabay/ joffi

Jakarta, VIVA – Diare dan muntah adalah kondisi yang normal terjadi pada bayi dan anak. Dalam kebanyakan kasus, ini bukan pertanda penyakit yang serius. Namun kewaspadaan perlu ditingkatkan apabila kondisi itu berlangsung dalam beberapa hari hingga membuat anak jatuh sakit.

Efek Minum Air Kelapa Setiap Hari, Pahami Sebelum Mengonsumsinya!

Seperti halnya kasus yang baru-baru ini menimpa keponakan Ayu Ting Ting, yakni Rayaz Zoltan. Anak dari Asyifa Nur’aini meninggal dunia akibat dehidrasi berat. Mulanya, Rayaz Zoltan mengalami muntah dan buang air dengan intensitas yang cukup tinggi setelah mendapatkan imunisasi polio. Meskipun sempat dirawat di rumah sakit, sayangnya nyawa bayi itu tidak dapat tertolong.

Diare dan muntah sebenarnya sama-sama cara tubuh mengeluarkan cairan dari saluran pencernaan. Kondisi anak-anak disebut mengalami diare jika terjadi perubahan pada konsistensi tinja yang lebih cair daripada biasanya.

Mager Minum Air? Ini 6 Akibat Jarang Minum Air Putih yang Wajib Kamu Tahu!

"Diare pada anak dikatakan jika BAB dengan konsistensi cair lebih dari 4 kali per hari, disertai dengan perubahan konsistensi. Maksudnya yang biasanya jadi dari lembek atau padat menjadi lebih cair," kata Spesialis Dokter Anak, dr. Frieda Handayani Kawanto, Sp.A(K), mengutip video YouTube RS Premiere Jatinegara, Senin 2 September 2024.

Pada kondisi tersebut, biasanya anak jadi lebih rewel karena disertai dengan demam yang membuat mereka jadi tidak enak badan. Selain itu, anak jadi lebih banyak minum karena tubuh kekurangan cairan.

Suhu Panas Ekstrem? Ini Cara Aman dan Mudah Menghindari Risiko Dehidrasi

Ketika tubuh mengeluarkan cairan berlebih lewat diare atau muntah, maka akan terjadi dehidrasi yang membuat bayi atau anak membutuhkan lebih banyak asupan air. Jika hal ini terjadi pada bayi yang masih menyusu, maka ibunya harus memberikan lebih banyak ASI.

Ada beberapa ciri yang harus diperhatikan sebagai tanda bahwa bayi dan anak mengalami dehidrasi, di antaranya demam, rewel nampak kesakitan, kelopak mata cekung dan bila menangis air matanya hanya sedikit, frekuensi buang air kecil menjadi jarang dan sedikit, anak lemas disertai penurunan turgor kulit.

"Jika tanda dehidrasi yang saya sebutkan tidak ditangani dengan baik, tentu saja dehidrasi yang awalnya berupa ringan atau sedang bisa menjadi dehidrasi berat, dehidrasi berat ditandai dengan anak benar-benar lemas, anak menjadi tidur terus, dan terjadi ketidakseimbangan elektrolit di dalam tubuhnya yang menyebabkan semua fisiologis atau cara kerja mekanisme di otak maupun di tubuh menjadi terganggu," kata Dokter Frieda.

Pada kondisi yang lebih parah lagi apabila dehidrasi pada bayi dan anak diabaikan, maka berisiko terjadinya kejang-kejang, gangguan pernapasan, hingga berujung pada kematian.

"Sehingga dehidrasi ini dapat dicegah, jangan menunggu terlalu lama sampai anak mengalami dehidrasi berat baru dibawa ke rumah sakit," tegasnya.

Adapun bagi para orang tua yang mendapati tanda-tanda dehidrasi pada anak, harus tetap memberikannya ASI, MPASI, dan makan seperti biasa.

Jika dibutuhkan, bisa juga diberikan oralit atau oral dehydration solution yang memang khusus diformulasikan untuk anak-anak. Selain itu, pemberian zinc selama 10 hari sudah direkomendasikan untuk diberikan pada setiap anak yang mengalami diare, untuk meningkatkan ketahanan saluran cerna anak. Terakhir, bisa diberikan antibiotik sesuai dengan anjuran dokter.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya