Bahaya Batuk Rejan yang Dibiarkan Parah, Sebabkan Komplikasi Penyakit hingga Kematian

Ilustrasi batuk.
Sumber :
  • Freepik/drobotdean

Jakarta, VIVA – Pertusis atau batuk rejan adalah kondisi di mana saluran pernapasan tersumbat akibat dahak yang terlalu banyak namun tak bisa dikeluarkan. Penyakit yang satu ini disebabkan karena bakteri Bordetella Pertussis yang sifatnya bisa menular dengan cepat hingga ke 17 orang yang berada di sekitar penderitanya

Fakta Baru Kasus Kematian Mantan Bupati Jembrana dan Istri, Ada Bukti Kekerasan Fisik

Bakteri pertusis ini punya 5 toksin yang bisa membuat saluran pernapasan terasa lumpuh. Akibatnya, kuman di dalam saluran pernapasan tertahan dan dahak yang diproduksi tidak bisa dikeluarkan.

Kondisi ini tidak bisa disamakan dengan batuk biasa karena umumnya terjadi berbulan-bulan. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Jumlah Kematian Akibat Kolera Meningkat 71 Persen

"Ada 3 stadium. Stadium awal dengan demam persis seperti batuk pilek biasa sehingga tidak disangka itu adalah pertusis. Stadium kedua biasanya batuk sampai muntah. Stadium ketiga adalah tahap penyembuhan yang lama kejadiannya," ungkap Ketua Unit Kerja Koordinasi Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI, DR Dr Anggraini Alam, SpA(K), dalam media briefing secara daring, Jumat 23 Agustus 2024.

Ilustrasi wanita batuk

Photo :
  • Viva.co.id/Lutfi
Usai Heboh Kematian Palsu, Lil Tay Umumkan Didiagnosis Tumor Jantung Kini Kritis di ICU

Gejala awal yang sering kali didapati pada bayi berusia di bawah satu tahun adalah batuk hingga mukanya memerah namun tanpa bersuara.

Pada kondisi yang lebih parah, batuk ini bisa membuat napas berhenti, pendarahan di mata, infeksi paru, hingga kejang karena tekanan batuk terus menerus yang merusak otak.

"Selain pendarahan, bisa membuat tulang patah. Kalau ada hernia, anak nggak mau makan dan minum, bahkan ada pasien sampai pendarahan otak karena kurang oksigen, bisa mengalami kejang, kerusakan otak, bahkan kematian," jelasnya.

Ilustrasi menutup batuk dengan siku

Photo :
  • times of india

Sayangnya masih banyak orang tua yang kurang menyadari gejala penyakit ini hingga baru teridentifikasi setelah 3 minggu batuk tidak berhenti. Hal ini lah yang membuat kebanyakan pasien pertusis baru berobat ketika sudah stadium lanjut.

Penanganan terbaik untuk mengobati pertusis atau batuk rejan ini adalah segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat. Biasanya, penderita pertusis akan diberikan obat yang bisa mengurangi racun dan bakteri pertusis.

Selain itu, disarankan untuk banyak minum air supaya tenggorokan tetap basah. Tetapi jika kondisi masih berlangsung, harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya