5 Tanda Pasangan Perlu Konsultasi ke Dokter Kandungan untuk Program Hamil
- Freepik/tirachardz
Jakarta, VIVA – Setiap pasangan yang menikah menginginkan adanya kehadiran buah hati. Sayangnya tidak semua pasangan suami istri langsung diberikan kepercayaan untuk mendapatkan momongan. Ada beberapa dari pasangan yang sudah menikah belum diberi kepercayaan untuk memiliki keturunan bahkan setelah beberapa tahun menikah.
Namun sayangnya, ketika pasangan suami-istri yang belum memiliki momongan, istri lebih banyak mendapat sorotan. Banyak dari masyarakat kita yang memberikan stigma negatif kepada istri dengan menyebut mereka sebagai faktor penyebab sulit mendapatkan momongan. Nyatanya, kebanyakan masalah infertilitas justru disebabkan oleh faktor suami.
"Salah besar (anggapan perempuan penyebab utama pasangan sulit memiliki anak), karena both of side baik perempuan atau laki-laki sama," kata spesialis obstetri dan ginekologi konsultan fertilitas dari RS Brawijaya, dr. Mohammad Haekal, Sp.OG-KFER, FICS, MIGS saat dikonfirmasi awak media baru-baru ini.
Di satu sisi, Haekal menjelaskan berdasarkan data Perhimpunan Fertilisasi In Vitro Indonesia (PERFITRI) banyaknya pasangan yang melakukan program bayi tabung lantaran banyaknya faktor ketidaksuburan pada pria karena adaya gangguan sperma.
“Perkumpulan bayi tabung di Indonesia itu gara-gara masalah sperma masalah suami. yang kedua diikuti kombinasi masalah sperma dan wanita ketiga masalah saluran telur itu yang paling banyak. Yang lainnya masalah endometriosis, PCOS dan lain sebagainya,” ujarnya.
Tanda Kapan Pasangan Harus Periksakan diri ke Dokter
Lebih lanjut diungkap oleh Haekal mengungkap definisi sulit hamil sendiri adalah ketidakmampuan pasangan suami istri untuk mendapatkan keturunan dalam waktu 12 bulan pasca menikah. Jika dalam kurun waktu 12 bulan pasca menikah namun belum juga diberi keturunan maka pasangan suami istri bisa melakukan konsultasi kepada tenaga profesional.
"Dalam waktu 12 bulan pernikahan angka keberhasilan hamil itu 85-90 persen. Oleh karena itu, definisi sulit hamil itu adalah ketidakmampuan pasangan suami istri untuk mendapatkan keturunan hidup dalam waktu 12 bulan," sambung dia.
Dia menambahkan,"Tetapi ada beberapa keadaan yang memungkinkan tidak mencapai 12 bulan cukup 6 bulan. Kalau tidak ada keteraturan menstruasi lalu ada penyakit endometriosis dan dia tahu kalau ada suatu penyakit tertentu itu bisa disegerakan," sambung dia.
Nantinya kata Haekal, pasangan yang belum dikaruniai momongan akan menjalani sejumlah pemeriksaan dasar untuk mengetahui penyebab kesulitan hamil. Beberapa pemeriksaan dasar itu meliputi pemeriksaan sperma pada pria, pemeriksaan cadangan sel telur hingga fungsi saluran telur pada wanita.
"Pertama dilakukan pemeriksaan dasar apa penyebab kesulitan hamil dari kedua belah pihak baik dari laki-lakinya dengan pemeriksaan sperma. Dari wanitanya terkait usia, cadangan telur, USG rahimnya, dan saluran kedua telurnya," kata dia.
Nantinya setelah diketahui penyebab, dokter akan memberikan beberapa solusi. Mulai dari pemberian obat atau bahkan bayi tabung sebagai opsi terakhir.
"Kalau sudah dilakukan pemeriksaan dasar kita akan menilai kira-kira apa problemnya apa solusinya. Apakah cukup dengan pemberian obat-obatan, apakah dilanjutkan dengan inseminasi atau dengan bayi tabung. Bayi tabung ini seperti senjata terakhirnya," sambung dia.