Bikin Sulit Bernapas Hingga Paru-paru Rusak, Dokter Anak Larang Bayi Pakai Bedak Tabur

Ilustrasi Ibu menaburkan bedak bayi.
Sumber :
  • vstory

JAKARTA – Pemakaian bedak tabur pada bayi kini tidak disarankan lagi oleh dokter anak. Berbeda dengan zaman orangtua dahulu yang suka memakaikan bedak tabur di sekujur badan hingga wajah bayi, kini sudah ada penelitian yang mengungkapkan bahwa hal itu dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan anak.

Waspada! Ini 13 Penyakit yang Sering Muncul Saat Musim Hujan

Bahan utama bedak bayi adalah bedak talk, mineral yang terbuat dari kombinasi magnesium, silikon, oksigen, dan hidrogen. Namun karena sejumlah penelitian mengungkapkan ada dampak buruk dari penggunaannya, beberapa tahun terakhir banyak produsen bedak bayi yang berhenti mengeluarkan produk itu lagi karena memperhatikan keamanan anak-anak. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!

Para ahli menyarankan untuk tidak menggunakan bedak bayi berbahan dasar talk atau bedak tabur karena bayi tidak terlalu membutuhkannya, dan karena dapat mengiritasi kulit halus mereka.

Pihak RS Fasilitasi Tes DNA Terkait Dugaan Bayi Tertukar dalam Kondisi Meninggal

"Bedak bayi nggak boleh. Bedak bayi itu kan ada serbuknya, itu kalau ditaruh di badan si kecil akan tersebar. Nah dia napas dan nangis, jadi otomatis terhirup. Makanya dilarang pemakaian bedak pada bayi," kata Dokter Spesialis Anak di RS. Brawijaya Antasari Jakarta, dr. Attila Dewanti Poerboyo Sp.A (K), di kawasan Kuningan, Jakarta, Jumat 19 Juli 2024.

Ilustrasi bayi.

Photo :
  • Pexels
Viral Bayi Diduga Tertukar di RS Jakpus dalam Kondisi Meninggal, Begini Kronologinya

American Academy of Pediatrics (AAP) mengungkapkan bahwa bedak bayi dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan kerusakan paru-paru pada bayi jika mereka menghirup partikelnya yang sangat halus itu serta dapat membuat bayi terpapar asbes.

Sulit untuk menjauhkan bayi dari penyebaran bedak tabur di udara karena partikelnya yang kecil dan mudah terhirup. Sedikit saja bedak tabur yang terhirup, dapat mengiritasi paru-paru kecil bayi terutama jika bayi memiliki risiko tinggi terkena penyakit pernapasan. Mereka yang berisiko tinggi termasuk bayi prematur, bayi dengan penyakit jantung bawaan, dan bayi yang pernah menderita RSV atau penyakit pernapasan yang sering terjadi.

"Kembali lagi ke arah alergi, kalau alergi itu kan diturunkan ya. Misalkan bapak dan ibunya alergi, maka si kecil akan membawa alergi 70-80 persen. Kalau cuma salah satu yang alergi, maka dia membawa 50 persen. Kalau bapak ibunya nggak alergi, tapi kakek nenek alergi, juga bisa membawa," terang Dokter Attila.

"Itu berbahaya kalau ada dasar alergi karena parunya lebih sensitif makanya dia nggak boleh pakai bedak," sambungnya.

Dampak dari kebiasaan memakaikan bedak tabur pada anak bisa terbawa sampai masa pertumbuhannya. Anak jadi lebih mudah sakit karena ada masalah pada sistem pernapasannya, misalkan jadi sering batuk berkepanjangan. Akibatnya, proses tumbuh kembang jadi terhambat.

Sebagai alternatif, Dokter Anak tersebut menyarankan penggunaan bedak tabur diganti dengan losion. Sifatnya sama-sama untuk melembapkan kulit tetapi losion cenderung lebih aman jika terhirup.

Pihak RS Islam Jakarta Cempaka Putih Jakarta Pusat bersama ayah sang bayi MR

Janggal! Orang Tua Bayi Diduga Tertukar di Jakpus Tak Diperbolehkan Foto Anaknya saat Lahir

MR mengungkapkan bahwa bayinya langsung dibawa masuk ke dalam ruangan tanpa ada penjelasan lebih lanjut mengenai kondisi bayi tersebut. 

img_title
VIVA.co.id
11 Desember 2024