Nila Moeloek Tegaskan Pentingnya Kesehatan Jiwa Untuk Tercapainya Indonesia Emas

Konferensi Ilmiah Tahunan Kesehatan Jiwa Indonesia di UI
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rinna Purnama (Depok)

DEPOK  – Mantan Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan jiwa untuk tercapainya Indonesia Emas 2045. Perkembangan bangsa juga dipengaruhi oleh faktor kesehatan jiwa penduduknya.

Depresi Mental Meningkat di Kalangan Pemuda dan Remaja Tiongkok

“Kesehatan jiwa adalah fondasi dari kualitas hidup bangsa,” kata Nila usai Konferensi Ilmiah Tahunan Kesehatan Jiwa Indonesia di Universitas Indonesia (UI), Depok, Rabu, 10 Juli 2024.

Tema yang diangkat adalah ‘Saatnya Bicara Kesehatan Jiwa’. Acara digelar oleh Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa. Nila menekankan pentingnya kolaborasi untuk menciptakan lingkungan yang baik bagi kesehatan mental dan menghapus sejumlah stigma di masyarakat.

World Sight Day: 60.000 Anak Indonesia Mengalami Gangguan Penglihatan

“Kita harus berkolaborasi untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental dan menghapus stigma yang masih ada di masyarakat,” ujarnya.

Di tempat yang sama, budayawan dan pekerja seni Garin Nugroho menuturkan, Indonesia Maju tidak akan tercapai jika faktor kesehatan jiwa penduduknya tidak dikelola dengan baik. Oleh karenanya, diperlukan pengelolaan pendidikan dengan mempertimbangkan kesehatan jiwa.

Minuman Premium dengan Ginseng Asli, Kombinasi untuk Kesehatan

“Indonesia Maju tidak akan terwujud tanpa peta perspektif kesehatan jiwa yang baik,” katanya.

Dikatakan, peta perspektif kesehatan jiwa harus dikelola dengan baik untuk mewujudkan Indonesia Maju.

“Kita perlu mengelola pendidikan warga negara dengan perspektif kesehatan jiwa yang tangguh, kritis, dan produktif,” tegasnya.

Guru Besar Antropologi FISIP UI, Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto mengatakan, masalah kesehatan jiwa bukan hanya dari dalam diri. Ini juga menjadi masalah sosial.

“Masalah kesehatan jiwa akan timbul karena adanya intervensi sosial. Untuk menyelesaikan masalah kesehatan jiwa perlu pendekatan holistik dari semua bidang,” katanya.

Pada konfederasi kesehatan jiwa tersebut, turut hadir pembicaraan lainnya seperti Dekan Fakultas Psikologi UI, Prof Bagus Takwin; Ketua Prodi Kedokteran Kerja FK UI, Prof. Dewi Soemarko; Pakar Sosiologi Kesehatan UI, Dr. Lidya Triana; Pengajar Psikiatri FK USU, Dr. Nazli Mahindasari; Dosen dan Ketua BKK Manajemen Fisip UI.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya