6 Perbedaan Susu UHT dan Susu Pasteurisasi, Mana yang Lebih Sehat dan Tahan Lama?

Ilustrasi susu.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA Lifestyle – Ada sejumlah perbedaan antara susu UHT dengan susu pasteurisasi yang perlu diperhatikan, termasuk cara penyimpanannya, agar lebih tahan lama dan tak mudah basi. Sebagaimana diketahui, topik tentang susu UHT baru-baru ini ramai diperbincangkan.

Viral Kecoak Terbang di Gerbong KRL, Auto Bikin Penumpang Teriak Histeris

Hal ini lantaran video viral ibu-ibu yang mengamuk di minimarket lantaran membeli susu UHT kemasan satu liter, namun tidak dingin. Scroll untuk info lebih lengkapnya, yuk!

Video yang viral di media sosial ini pun menuai ragam respons netizen. Beberapa di antaranya bahkan memberikan edukasi seputar susu UHT dan perbedaannya dengan jenis yang lain seperti susu pasteurisasi.

Gapura Wisata Kendari-Toronipa Anggaran Rp32 Miliar Kopong, Kepala DSDAM Berdalih Anggaran Sesuai

6 Perbedaan Susu UHT dan Susu Pasteurisasi

Ilustrasi minum susu

Photo :
  • Eat This
Pilu! Pesanan 3000 Kotak Makanan untuk PON Dibatalkan Sepihak, Pemilik Katering Rugi Rp10 Juta

Melansir dari The Food Untold, ada beberapa perbedaan mendasar antara susu UHT dan pasteurisasi. Apa saja sih?

1. Metode Pemanasan

Susu UHT (Ultra High Temperature) dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi antara 135-145°C selama 2-5 detik. Proses ini bertujuan untuk membunuh semua mikroorganisme yang ada dalam susu, termasuk spora bakteri yang tahan panas. Setelah proses pemanasan, susu segera didinginkan untuk mencegah pertumbuhan bakteri yang baru.

Sementara itu, ada beberapa jenis susu pasteurisasi, namun umumnya melibatkan pemanasan susu pada suhu lebih rendah daripada UHT, sekitar 72-75°C, untuk jangka waktu tertentu (biasanya beberapa detik hingga beberapa menit). Pasteurisasi bertujuan untuk mengurangi jumlah mikroorganisme patogen dalam susu tanpa menghilangkan semua bakteri. Setelah dipasteurisasi, susu biasanya didinginkan secara cepat.

2. Waktu Penyimpanan Sebelum Dibuka

Susu UHT dapat disimpan pada suhu ruangan selama beberapa bulan hingga setahun tergantung pada kondisi penyimpanan. Hal ini karena proses UHT menghasilkan produk yang hampir steril, dengan tingkat mikroorganisme yang sangat rendah.

Berbeda dengan susu yang dipasteurisasi, di mana harus disimpan di dalam lemari pendingin segera setelah pembelian dan sebaiknya dikonsumsi dalam beberapa minggu. Meskipun jumlah mikroorganisme patogen telah dikurangi, masih mungkin ada bakteri yang dapat berkembang jika susu tidak disimpan dengan baik.

3. Umur Simpan

Susu UHT memiliki umur simpan yang lebih panjang dibandingkan dengan susu yang dipasteurisasi. Hal ini karena proses pemanasan yang ekstensif hampir memusnahkan semua bakteri, sehingga susu UHT dapat bertahan selama beberapa bulan hingga setahun ketika disimpan dengan benar.

Namun, untuk susu pasteurisasi, umur simpannya lebih pendek karena proses ini tidak sepenuhnya steril. Meskipun jumlah mikroorganisme patogen telah dikurangi, masih ada kemungkinan pertumbuhan bakteri jika susu tidak disimpan dengan benar.

4. Kualitas Nutrisi

Proses UHT dapat mengakibatkan kerusakan nutrisi tertentu dalam susu karena pemanasan yang ekstrem. Meskipun demikian, proses ini telah dikembangkan untuk meminimalkan kerugian nutrisi sebanyak mungkin.

Berbeda dengan susu pasteurisasi. Pemanasan pada suhu yang lebih rendah selama proses pasteurisasi cenderung menyebabkan kerusakan nutrisi yang lebih sedikit dibandingkan dengan UHT. Namun, ada juga potensi kehilangan nutrisi tergantung pada lama dan suhu pasteurisasi yang digunakan.

5. Keamanan

Susu UHT dianggap lebih aman dari segi mikrobiologis karena hampir steril setelah proses pemanasan ekstrem. Ini mengurangi risiko infeksi dan memungkinkan susu UHT dapat disimpan pada suhu ruangan sebelum dibuka.

Untuk susu pasteurisasi, meskipun prosesnya mengurangi jumlah mikroorganisme patogen, susu yang dipasteurisasi masih memerlukan refrigerasi untuk mencegah pertumbuhan bakteri yang tersisa.

6. Penggunaan

Dari segi penggunaan juga ada bedanya, lho! Susu UHT umumnya digunakan untuk produk-produk yang memerlukan umur simpan yang panjang tanpa refrigerasi, seperti susu kemasan kotak. Ini membuat susu UHT ideal untuk penyimpanan di tempat-tempat di mana akses ke lemari pendingin terbatas.

Lalu, susu yang dipasteurisasi lebih umum digunakan dalam produk-produk yang memerlukan konsumsi segera setelah pembelian, seperti susu segar yang harus disimpan di dalam lemari pendingin.

Itulah perbedaan antara susu UHT dan susu pasteurisasi. Pilihan antara keduanya bisa dipengaruhi oleh preferensi pribadi, ketersediaan produk, dan kebutuhan untuk penyimpanan atau distribusi jarak jauh. Jadi, keduanya aman untuk dikonsumsi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya