Setelah Viral Ibu Utty, Terungkap Survey Mengerikan Soal Konsumsi Susu Kental Manis

Ilustrasi susu kental manis.
Sumber :
  • Freepik/azerbaijan_stockers

VIVA Lifestyle – Belakangan ini sosok Ibu Utty ramai jadi sorotan pengguna media sosial TikTok. Wanita tersebut sering membagikan konten menu sarapan untuk putrinya. Menariknya ibu Utty memilih memberikan menu sarapan tinggi karbohidrat dan gula untuk putrinya sebelum berangkat sekolah.

Megawati Heran Ada Lembaga Survei yang Mampu 'Ramal' Hasil Pilpres 2024

Salah satunya menu yang diberikan, 3 buah roti dengan susu kental manis sebagai topping. Bahkan dia tidak ragu untuk menambah susu kental manis lebih banyak lantaran permintaan putrinya. Pemberian susu kental manis sebagai topping roti tersebut tidak dipermasalahkan oleh ibu Utty dengan alasan selama anaknya lahap makan dia akan memberikan menu tersebut.

Tak sampai di situ, ibu tersebut juga menyeduh susu kental manis ditambah gula untuk diminum bersama dengan roti tersebut.  Konten tersebut kemudian ramai dan membuat sejumlah publik geleng-geleng kepala. Banyak dari mereka yang mengkritik tindakan ibu Utty.

Bukan Susu! 1 dari 4 Balita di Jakarta dan Jawa Barat Konsumsi Kental Manis Setiap Hari, Ini Bahayanya

Ramainya pemberitaan susu kental manis untuk dijadikan minuman juga menjadi perhatian Majelis Kesehatan PP Aisyiyah. Belum lama ini pihaknya melakukan penelitian terkait konsumsi susu kental manis di kalangan masyarakat.  

Pintu Universitas di Eropa Mulai Tertutup Bagi Mahasiswa Tiongkok

Berdasarkan data penelitian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) di kota Bekasi menunjukkan konsumsi susu kental manis oleh ibu hamil berada di angka yang mengkhawatirkan yakni 70 persen. Angka ini menunjukkan, banyak masyarakat belum teredukasi bahwa susu kental manis bukan susu. 

“Mereka (warga kota Bekasi), secara pendidikan bagus tapi belum tahu tentang susu kental manis itu bukan susu. Jadi ini jadi tantangan buat kita,” ungkap Perwakilan Majelis Kesehatan PP Aisyiyah, Diah Lestari Budiart dalam keterangannya. 

Diah mengungkap melalui penelitian itu, dia berharap akan turut dapat semakin membantu PP Aisyiyah dan YAICI melihat realita konsumsi susu kental manis di Bekasi saat ini. Dengan begitu, edukasi masyarakat akan efektif dan konsumsi susu kental manis akan menurun. 

“Harapannya konsumsi kental manis dapat terus menurun,” ucap Diah.

Tak hanya di Bekasi saja, dalam penelitian bersama yang dilakukan oleh Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Majelis Kesehatan Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah dan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) ditemukan masih banyak orang tua yang memberikan susu kental manis sebagai minuman susu untuk balita bahkan sebagai pengganti ASI pada anak di bawah 1 tahun, yang disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat akan kegunaan produk susu kental manis.

Penelitian bertajuk “Penggunaan Kental Manis pada Masyarakat Marjinal dan Dampaknya Terhadap Status Kesehatan Balita yang dilakukan di 3 wilayah, yaitu Banten, DKI Jakarta dan DI Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan pada Mei hingga Juni 2023 dan melibatkan total 3.000 responden.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, sebanyak 11,4 persen balita di Banten, 8,4% di DKI Jakarta dan 5,3% di DI Yogyakarta mengonsumsi kental manis. Tidak hanya itu, 78,3% responden di Banten, 88,1% di DKI dan 95,2% di DI Yogyakarta memberikan kental manis kepada balitanya lebih dari 1 sachet perhari.

Adapun faktor utama pemberian kental manis pada anak ini ditengarai akibat persepsi masyarakat di tiga wilayah ini yang masih menganggap kental manis adalah susu. Sebanyak 38% orang tua di Banten, 36,4% di DKI Jakarta, dan 22,3% di DI Yogyakarta yang menganggap bahwa kental manis adalah susu. Persepsi salah ini terbentuk mayoritas akibat informasi dari media massa. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya