Polusi Udara Sebabkan Pria Mandul?
- pixabay
JAKARTA – Polusi udara sudah menjadi polemik global yang tidak kunjung usai. Menariknya kualitas udara di Indonesia tercatat masuk nomor dua terburuk di dunia. Bahkan Jakarta masuk lima besar kota dengan udara terburuk di dunia.
Ada banyak masalah kesehatan yang ditimbulkan akibat polusi udara. Bukan hanya berdampak negatif pada kesehatan pernafasan saja. Polusi udara juga bisa menyebabkan masalah kesuburan reproduksi pria.
Polusi udara ternyata bisa menyebabkan masalah infertilitas pada pria. Kok bisa? Sekertaris jenderal Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang juga spesialis obstetri dan ginekologi, dr. Ulul Albab, Sp.OG angkat bicara.
"Salah satu yang menyebabkan sperma jelek. Pria mandul artinya kan dia infertil, salah satu indikator seorang laki-laki mandul itu kualitas sperma yang jelek. Kualitas sperma itu bisa dilihat dari jumlahnya, bentuknya, dan pergerakannya," kata Ulul saat ditemui awak media dalam acara MoU signing ceremony antara Sharp Indonesia dengan PB IDI di Hutan Plataran Senayan Jakarta Pusat, Rabu 3 Juli 2024.
Lebih lanjut, diungkap Ulul Albab salah satu penyebab terjadinya infertilitas atau mandul pada pria adalah polusi udara. Polusi udara salah satunya, rokok ternyata bisa menyebabkan kualitas sperma menurun.
"Zat yang paling menyebabkan itu adalah rokok. salah satu penyebab udara kotor itu adalah rokok sehingga kalau seandainya udara kotor. Maka akan secara otomatis akan berefek pada kualitas sperma. Jadi secara tidak langsung ketika udara dalam ruangan kotor, maka laki-laki di situ infertil," jelasnya.
Namun demikian, Ulul Albab mengungkap belum data secara spesifik berapa persen perokok yang merokok bisa menyebabkan terjadinya infertilitas pada pria. Tetapi, Ulul menegaskan bahwa asap rokok bisa meningkatkan risiko terjadinya infertilitas. Ulul juga mengungkap bukan hanya perokok aktif saja, mereka perokok pasif yang sering terpapar asap rokok bisa menyebabkan terjadinya infertilitas.
"Data belum bisa sebutkan berapa persen, karena rokok itu salah satu faktor risiko, di luar risiko yang lain. Misalnya, organik ada masalah testisnya, ada masalah sperma itu sendiri, dan juga beberapa zat-zat yang dikonsumsi secara langsung. Artinya baik perokok aktif atau pasif pun bisa berpengaruh dengan kualitas sperma," ungkapnya.