Sempat Ditolak FK UNAIR, Menkes Budi Ungkap Alasan Datangkan Dokter Asing

Ilustrasi Patologi, dokter bedah
Sumber :
  • Pixabay/ Mitrey

VIVA Lifestyle – Baru-baru ini, Kementerian Kesehatan berencana untuk mendatangkan dokter asing ke Indonesia. Salah satu tujuan mendatangkan dokter asing ke Indonesia adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. 

Menkes Sebut Harga Obat di Indonesia 5 Kali Lebih Mahal dari Malaysia

Namun rencana ini secara tegas ditolak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair). Dekan FK Unair Prof Dr Budi Santoso dr SpOG (K) menilai, sebanyak 92 Fakultas Kedokteran di Indonesia masih mampu meluluskan dokter-dokter berkualitas. Bahkan, kualitasnya diyakini tidak kalah dengan dokter-dokter asing.

Penolakan dari pihak FK Unair ini mendapat respon dari Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin. Diungkap Budi alasan mendatangkan dokter asing untuk membantu penanganan masalah bayi yang lahir dengan kelainan jantung bawaan. 

Provinsi Terbesar di Luar Tak Punya Dokter Bedah Jantung Anak, Menkes: Kebayang Penderitaan Warga

Diungkap Budi saat ini di Indonesia ada 12 ribu lebih bayi yang memiliki kelainan jantung bawaan. Bayi-bayi tersebut kata Budi harus mendapatkan penanganan segera sebab risiko kematian pada bayi tersebut cukup tinggi. 

“Itu harus dioperasi cepat, kalau enggak meninggalnya tinggi,” kata Budi kepada awak media di Istana Kepresidenan, Selasa 1 Juli 2024.

Pekerja Tembakau Desak Pemerintah Tinjau Kembali RPP Kesehatan: Kami tak Pernah Dilibatkan

Lebih lanjut diungkap Budi dari 12 ribu kasus bayi dengan kelainan jantung bawaan, hanya setengah atau 6 ribu bayi yang tertangani dalam satu tahun. 

“Sampai sekarang kapasitas kita melakukan operasi itu 6 ribu per tahun. Jadi 6 ribu bayi tidak tertangani. Ini bayi-bayi ini memiliki risiko tinggi untuk meninggal. Kalau kita tunggu risikonya makin tinggi, nah kedatangan dokter asing itu sebenarnya untuk menyelamatkan 6 ribu nyawa ini,” sambung dia. 

Budi juga mengungkap bahwa mendatangkan dokter asing ke Indonesia itu bukan berarti meragukan kemampuan dokter di Indonesia. Namun lebih kepada untuk membantu menangani 6 ribu bayi dengan kelainan jantung bawaan yang masih belum mendapatkan penanganan. 

“Bahwa kemudian mungkin temen-teman ada yang merasa sensitif seperti FK Unair bahwa ‘oh dokter kita lebih hebat, kemudian kita juga bisa’ isunya bukan itu. Isunya bukan juga merendahkan kemampuan dokter-dokter kita, enggak. Dokter-dokter kita mampu. masalahnya enggak cukup dan lebih dari 6 ribu bayi setiap tahun mengalami risiko kehilangan nyawa. Kita kan enggak bisa nunggu,” sambung dia. 

Budi menambahkan keinginan mendatangkan dokter asing ke Indonesia murni untuk menangani pasien bayi agar di kemudian hari bayi tersebut tidak mengalami cacat jantung bawaan.

“Kita datangkan dokter-dokter asing itu untuk menyelamatkan nyawa 6 ribu bayi ini dan 12 ribu, ibu-ibu yg akan sedih kalo bayinya kemudian cacat jantung bawaan. Jadi enggak ada hubungannya dengan kualitas dokter, enggak ada hubungannya dengan kemampuan dokter kita. Itu ya mungkin agak tersentuh secara emosional, tapi sebenernya masalah menyelamatkan nyawa,” ujarnya.  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya