Kenali Gejala Penyakit Neuromuskular Pada Anak, Ini Cara Penanganannya
- VIVA.co.id/Sherly (Tangerang)
JAKARTA - Neuromuskular merupakan dua kata yang berarti saraf dan otot. Pada penyakit ini, sering ditemui adanya gangguan yang menyebabkan penyakit atau permasalahan saraf dan otot, sehingga menyebabkan kelemahan dan nyeri.
Penyakit neuromuskular dapat menyebabkan kelelahan, kelemahan otot, kram dan nyeri. Bahkan, dalam kasus yang parah, kesulitan bernapas dan menelan.
Penyakit ini kerap kali di temui, bahkan tidak hanya menyerang orang dewasa, namun seiring berjalannya waktu, gangguan saraf dan otot ini juga dapat menyerang bayi, yang mana mengakibatkan beberapa gangguan perkembangan motorik.
Dokter Anak sub Spesialis Saraf Anak, dr. Lisa Safira, Sp.A mengatakan, beberapa gejala neuromuskular yang terjadi pada anak seperti, telat menangis, suara menangis tidak kencang, kelemahan pada otot gerak, berjalan jinjit, sulit menaiki tangga atau bangun dari lantai.
"Neuromuskular ini juga terjadi pada anak, tidak hanya menyerang orang dewasa saja. Beberapa cirinya mulai dari kelemahan otot saat akan berdiri. Di sana, anak mengalami kesulitan ketika akan bangun dari duduk atau saat jongkok. Ada juga, kelemahan otot pernapasan. Lalu, gangguan mengisap atau menelan, yang mana pada kasus ini, anak akan sering tersedak saat sedang menyusu kepada ibu atau kesulitan menghisap," katanya dalam diskusi Neuromuskular di Mandaya Royal Hospital Puri, Tangerang, Sabtu, 22 Juni 2024.
Kemudian, gejala lainnya seperti kekakuan otot, kelemahan otot mata sehingga sulit membuka atau menutup kelopak mata, kedutan otot dan kelumpuhan.
"Gejala lainnya ada yang gangguan motorik. Disini kerap kali kasusnya kita temui, di mana anak usia 8 bulan belum bisa duduk sendiri, masih baring saja atau miring kanan kiri. Lalu, usia 12 bulan belum bisa berdiri sendiri. Di sini harus kita waspadai, biasanya orang tua itu menganggap ini hal biasa, kadang memilih diurut atau dipijat. Namun, seharusnya hal yang dilakukan adalah pemeriksaan kondisi anak," jelasnya.
Dalam penyakit neuromuskular pada anak, nyatanya tidak bisa diprediksi secara menyeluruh. Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan calon ibu untuk mengantisipasi dan mengetahui cara penanganan bila ditemukan penyakit tersebut.
"Kelainan ini tidak bisa diprediksi, namun ada beberapa yang mungkin bisa dilakukan melalui skrining, seperti untuk pemeriksaan kesehatan prenatal dilakukan pada saat hamil usia saat 16 sampai 20 minggu, itu waktu ideal. Lalu gimana waktu newborn? Hal ini baru bisa diperiksa di Eropa, Indonesia belum, karena pemeriksaan pada anak ini masih terbatas,"
"Makanya, pemeriksaan penunjang masih diandalkan dengan cara menggali riwayat pasien anak melalui pemeriksaan fisik detail, pemeriksaan penunjang," papar Lisa.
Beberapa hal yang menjadi penyebab gangguan saraf dan otot pada anak mulai dari toksik obat, ikutan pasca infeksi, autoimun, gangguan hormon, ginjal, hati, sampai dengan genetik. Dimana, faktor genetik terjadi bila adanya pernikahan dengan keluarga dekat. Misal menikah dengan sepupu jauh ataupun dekat. Sehingga, meningkatkan risiko melahirkan anak dengan kelainan genetik.
"Banyak faktor yang terjadi, namun bila diperiksa sejak dini, kita bisa melakukan penanganan, seperti melalui pemeriksaan elektromiografi atau EMG. Pemeriksaan itu merupakan prosedur diagnostik untuk merekam aktivitas kelistrikan yang dihasilkan oleh otot untuk fungsi saraf dan otot.
"Proses pemeriksaannya bisa dengan cara EMG. Biasanya, dilakukan bersamaan dengan studi konduksi saraf, dan elektroda berupa jarum halus dan tipis yang dimasukkan dalam otot melewati permukaan kulit. Cara ini memang tidak nyaman pada anak, namun kita (dokter) harus bisa menangani emosi atau ketidaknyamanan si anak dibantu dengan orang tua," ungkapnya.
Di Mandaya Royal Hospital Puri, Tangerang ini, merilis layanan pusat neuromuskular atau neuromuscular center : pusat saraf dan otot. Yang mana, pada rumah sakit swasta ini menyediakan layanan dan tim dokter saraf yang memang paham terkait dengan gangguan tersebut.
Sementara itu, Presiden Direktur Rumah Sakit Mandaya Group, dr. Ben Widaja mengatakan, berangkat dari kepedulian terhadap penyembuhan penyakit langka ini, Rumah Sakit Mandaya mengumpulkan sekitar 20 dokter spesialis dan subspesialis saraf, untuk mendirikan Neuromuscular Center, yang menjadi pusat layanan ini berfokuskan pada penyakit-penyakit yang menyerang otot akibat adanya gangguan pada saraf di tubuh.
"Kami beruntung dapat bekerjasama dengan Dr Luh Ari dan tim yang memiliki spesialisasi penyakit otot akibat gangguan saraf yang menyebabkan nyeri otot, kelemahan hingga kelumpuhan anggota gerak seperti tangan, kaki. Kami sangat bangga dapat menyatukan dokter spesialis otot yang sangat jarang di Indonesia dengan teknologi canggih seperti alat Advanced EMG Single Fiber, Evoked Potential Test, MRI Neuro Sensitive hingga Laboratorium Genetik DNA yang sebelumnya pasien harus ke Singapura untuk mendapatkannya, sekarang sudah bisa di Indonesia, di Mandaya dengan biaya yang jauh lebih terjangkau," ungkapnya.