Pejuang Garis Dua Harus Tahu, Inilah 3 Hal yang Dilakukan Saat Program Bayi Tabung
- Pixabay/DrKontogianniIVF
VIVA Lifestyle – Masalah fertilitas sampai saat ini masih banyak dihadapi oleh pasangan suami istri. Fertilitas atau kesuburan dideskripsikan sebagai kemampuan alami seseorang untuk bisa mempunyai anak. Sayangnya, setiap orang punya tingkat kesuburan yang berbeda sehingga muncul risiko infertilitas atau kemandulan yang membuat pasangan suami istri tidak bisa punya keturunan. Kondisi ini disebabkan oleh gangguan sistem reproduksi baik pada pria maupun wanita.
Beruntung, di zaman serba modern ini inovasi di bidang kesehatan pun berkembang pesat sehingga mempunyai keturunan bisa diatasi misalnya dengan program bayi tabung. Banyak orang yang masih ragu untuk menjalani program bayi tabung karena harganya yang mahal dan tidak yakin dengan tingkat keberhasilannya. Padahal, sudah ada banyak klinik yang dilengkapi teknologi canggih dan dokter yang kompeten sehingga tingkat keberhasilan bayi tabung meningkat. Scroll lebih lanjut ya.
Di samping itu, diperlukan juga kesiapan secara menyeluruh dari pasangan suami istri yang hendak melakukan program bayi tabung. Dimulai dari treatment sampai pemeriksaan sperma sang suami.
"Biasanya dokter akan treatment dari mom dan dad, ada kendala atau tidak. Ditreatment, lalu proses masuk ke laboratorium embriologi. Kalau bayi tabung ke lab embriologi, kalau inseminasi ke laboratorium sperma," terang Embryologists, Verawaty Sinurat, S.Si, dalam acara media briefing bersama Smart Fertility Clinic by Smart IVF, di Primaya Evasari Hospital, Jakarta, Jumat 14Juni 2024.
Proses pertama dalam program bayi tabung adalah mengambil sperma dari sang suami. Ahli embrio akan meneliti bagaimana kualitas dan kondisi dari sperma tersebut untuk menilai tingkat kelayakannya. Ini adalah seleksi yang ketat sebelum akhirnya menyatukan sperma dan sel telur agar terjadi pembuahan.
Gaya hidup menjadi hal yang harus diperhatikan oleh para suami karena akan berdampak pada kesehatan sperma. Sebaiknya hindari rokok dan alkohol serta lakukan lebih banyak aktivitas fisik dan makan makanan yang sehat agar sperma yang dihasilkan lebih berkualitas.
"Yang bisa kami lakukan adalah proses pengecekan sperma. Mulai dari kecepatan sperma, morfologi sperma, kepalanya baik atau tidak, lehernya bagaimana, ekornya bercabang atau tidak. Itu menjadi faktor penentu," jelasnya.
Selain kondisi sperma, meningkatkan kesuburan dan kualitas sel telur sang istri juga menjadi penunjang keberhasilan program bayi tabung. Diibaratkan sperma adalah bibit sedangkan rahim adalah ladangnya. Apabila bibit ditanamkan di tanah yang subur, maka akan tumbuh tanaman yang segar. Begitu juga dengan proses mempunyai anak, sperma yang berkualitas setelah melewati proses seleksi akan sukses menjadi embrio dalam kondisi rahim yang sehat.
Terakhir, dibutuhkan juga ahli di bidangnya yang bisa membantu kesuksesan program bayi tabung. Di sini, embryologists lah yang bertugas menyeleksi hingga mempertemukan sperma dengan sel telur agar terjadi pembuahan.