Yuk! Intip Rahasia Pengawet Alami Aman Tanpa Bahan Kimia ala Zaidul Akbar
- Tangkapan Layar Instagram
JAKARTA – Teknik pengawetan alami seperti pengeringan, pengasinan, dan fermentasi memang sudah ada sejak zaman dahulu. Hal ini menunjukkan bahwa manusia selalu mencari cara untuk memanfaatkan alam secara optimal, termasuk dalam hal pengawetan makanan dan bahan herbal. Salah satu contohnya, pemanis alami yang diolah dengan proses sederhana dan tradisional dari tebu beserta kulitnya lalu dipadatkan. Tanpa bahan pengawet kimia, pemanis alami dari tebu beserta kulitnya ini bisa bertahan lama.
Penggunaan kulit tebu sebagai pemanis alami merupakan contoh cerdas pemanfaatan alam. Kulit tebu mengandung gula alami yang dapat dimanfaatkan untuk menggantikan gula pasir yang tinggi kalori dan berpotensi membahayakan kesehatan.Â
Selain itu, pengolahan kulit tebu menjadi pemanis alami juga meminimalisir penggunaan bahan kimia sintetis yang dapat merusak lingkungan.Â
Hal ini sama seperti Kisah Nabi Yusuf AS yang mampu mengawetkan gandum selama bertahun-tahun merupakan bukti nyata keajaiban alam dan pengetahuan manusia dalam memanfaatkannya. Pengeringan dan penggunaan garam adalah contoh teknik pengawetan yang digunakan Nabi Yusuf AS.
Di era modern, memang banyak bahan sintetis yang diciptakan dan digunakan secara berlebihan. Hal ini bisa berakibat negatif bagi kesehatan dan lingkungan. Penggunaan bahan-bahan alami seperti kulit tebu dapat menjadi alternatif yang lebih sehat dan ramah lingkungan.
Dilansir melalui akun Instagram dr. Zaidul Akbar, kulit tebu yang biasanya dibuang ternyata memiliki banyak manfaat, salah satunya sebagai bahan baku gula jahe. Gula jahe kulit tebu memiliki rasa manis alami dari tebu dan aroma jahe yang menghangatkan, serta kaya akan manfaat untuk kesehatan.
Dalam postingannya Zaidul Akbar menunjukkan gula jahe yang diolah dari tebu dan jahe secara tradisional melalui proses panjang. Namun hasilnya, bisa awet tahan lama meski tanpa pengawet kimia. Caranya, batang tebu bersama kulitnya dan juga jahe ditumbuk hingga mengeluarkan air tebu jahe manis, lalu disaring diambil airnya. Kemudian diolah lagi dimasak hingga mengalami karamelisasi. Dari karamelisasi itu, gula jahe dituang dalam cetakan kemudian didiamkan hingga mengeras. Teknik ini merupakan teknik pengawetan gula alami yang bisa bertahan lama tanpa perlu tambahan pengawet kimia.
Terkait kandungan kulit tebu, penelitian menunjukkan bahwa kulit tebu kaya akan berbagai senyawa bermanfaat, seperti mengandung flavonoid dan polifenol yang membantu melawan radikal bebas dan melindungi tubuh dari kerusakan sel. Kulit tebu mengandung mineral penting seperti kalium, magnesium, dan fosfor yang penting untuk kesehatan tubuh.
Tak hanya itu, kulit tebu juga mengandung serat yang membantu melancarkan pencernaan dan menjaga kesehatan usus.
Meskipun penelitian tentang manfaat kulit tebu masih terus dilakukan, potensi penggunaannya sebagai bahan alami yang bermanfaat untuk kesehatan dan lingkungan patut untuk terus dipelajari dan dikembangkan.