Komnas PA Serukan Hindari Galon Guna Ulang Berpotensi BPA untuk Kesehatan Anak
- ist
VIVA Lifestyle – Dalam rangka Hari Peduli Autis Dunia, Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mengadakan diskusi dengan tema Autis Terus Meningkat, Pilihlah Wadah yang Bebas BPA. Diskusi ini dihadiri oleh Ketua Komnas PA, Hery Chariansyah; Dr. Catherine Tjahjadi; Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Nasdem, Ratu Ngadu Bonu Wulla; Duta Anak Autis, Cornelia Agatha; dan pemilik Imaculata Autism Boarding School, Dr. Imaculata Umiyati.
Diskusi tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa ibu-ibu sebaiknya menghindari penggunaan galon guna ulang yang mengandung BPA. Ketua Komnas PA, Hery Chariansyah, menyatakan bahwa pelabelan pada galon guna ulang yang berpotensi mengandung BPA sama saja dengan mengajak masyarakat untuk berjudi dengan bahaya BPA terhadap anak-anak. Scroll lebih lanjut ya.
"Kita tetap berterima kasih kepada pemerintah juga BPOM atas peraturan BPOM No 6 tahun 2024 yang telah mengundangkan Perubahan Kedua PerkaBPOM No 31 tahun 2018 tentang label pangan olahan. Sehingga intinya galon guna ulang yang beredar harus diberi label berpotensi BPA. Tapi bagi kami, yang memperjuangkan kesehatan anak tak bisa menerima berpotensi. Tetap harus dihindari," kata Hery Chariansyah.
Hery juga menekankan bahwa jumlah penyandang autisme di dunia terus meningkat. "Menurut data terbaru, setiap 36 kelahiran terdapat satu anak yang lahir autis. Dan BPA itu sangat berperan besar sebagai penyebabnya. Untuk itu, ibu ibu harus pandai memilih AMDK yang aman. Yang tidak mengandung BPA."
Dr. Imaculata Umiyati, yang juga dikenal sebagai Bunda Anak Autis dan pemilik Imaculata Autism Boarding School, menjelaskan bahwa penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa darah dan feses anak autis mengandung banyak logam berat dan BPA.
"Jadi setelah diperiksa ternyata positif, isinya logam berat dan BPA. Maka dari itu, hindari penggunaan galon guna ulang yang jelas jelas berpotensi BPA. Sebab BPA butuh waktu untuk meracuni kita," ungkap Dr. Imaculata.
Dr. Catherine Tjahjadi menambahkan bahwa paparan BPA masuk ke dalam tubuh karena suhu panas atau gesekan, sehingga BPA bermigrasi dari galon ke air. Setelah air dikonsumsi, paparan BPA dapat menyebabkan berbagai penyakit, terutama autisme.Â
"Jadi BPA itu sifatnya merusak hormon Endokrin. Dampaknya menimbulkan penyakit mental. Jadi kita harus jeli memilih galon. Kalau ada kode nomer 7 di dalam segitiga hindari. Gunakan yang berkodr 1,2,4 dan 5 itu semua aman bagi kesehatan," jelas Dr. Catherine Tjahjadi.
Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi Nasdem, Ratu Ngadu Bonu Wulla, menegaskan komitmennya untuk mengawal pelaksanaan peraturan di lapangan. "Kita berterima kasih kepada BPOM yang telah mengeluarkan peraturan no 6 tahun 2024, yang berisi diundangkannya Perubahan Kedua PerkaBPOM No 31 tahun 2018 tentang pelabelan galon guna ulang. Walau pun sudah disahkan, pelaksanaan di lapangan butun di awasi. Itulah salah satu fungsi DPR RI," tandas Ratu Ngadu Bonu Wulla.
Pesan lain juga disampaikan oleh Duta Anak Autis, Cornelia Agatha, yang merupakan Wakil Ketua Komnas PA. Menurutnya, merawat anak autis itu berat. Lebih baik mencegah dengan memilih wadah yang bebas BPA.Â
"Saya mempunyai saudara yang terkena autis. Itu bukan hanya satu keluarga yang runtuh, tapi semuanya. Sebab akhirnya seluruh keluarga hanya terfokus pada anak yang autis. Anak yang lain jadi tidak diperhatikan, ini malah menimbulkan masalah baru," ungkap Cornelia Agatha.