Hati-hati, Gaya Hidup Kekinian Bisa Jadi Pemicu Penyakit Autoimun
- Health Europa
JAKARTA – Autoimun merupakan salah satu jenis penyakit yang wajib diwaspadai penderitanya karena sifatnya yang membahayakan. Penyakit autoimun diketahui merupakan kondisi di mana sistem kekebalan tubuh seseorang terlalu berlebihan hingga akhirnya menyerang tubuhnya sendiri.
Sistem kekebalan tubuh terdiri dari organ sel yang bertujuan untuk melindungi tubuh dari bakteri, parasit, virus, hingga sel kanker. Sedangkan penyakit autoimun adalah hasil dari sistem kekebalan tubuh tersebut yang secara tidak sengaja menyerang kembali alih-alih melindunginya. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!
Ada lebih dari 100 penyakit autoimun yang diketahui. Yang umum termasuk lupus, rheumatoid arthritis, penyakit Crohn dan kolitis ulserativa.
Salah satu penyebab utama penyakit autoimun adalah gaya hidup yang tidak sehat. Di zaman sekarang ini, banyak orang yang mulai menyadari pentingnya gaya hidup sehat, namun beberapa yang lain justru semakin abai karena kemudahan teknologi dan akses dalam berbagai hal. Dari segi kesehatan, gaya hidup seperti merokok dan konsumsi alkohol bisa jadi pencetus sekaligus memperparah kondisi penyakit autoimun.
"Pola hidup berhubungan dengan kondisi autoimun. Misalnya merokok dan alkohol memang sangat berkaitan untuk mencetus dan memperparah," kata Subspesialis Dermato Alergo Imunologi, Dr.dr. Windy Keumala Budianti, Sp.DVE, Subsp. DAI, dalam acara Grand Opening Immuno Derma Clinic di Jakarta, Sabtu 8 Juni 2024.
Selain kebiasaan merokok dan alkohol, makanan menjadi hal yang penting sebagai penyebab autoimun. Kebiasaan mengonsumsi fast food atau makanan olahan berpengawet juga bisa memperburuk kondisi autoimun seseorang.
Kemudian, obesitas yang diketahui membawa dampak buruk bagi kesehatan ternyata juga memengaruhi kondisi autoimun. Kadar lemak berlebih dalam tubuh bisa jadi sarang penyakit yang merangsang kelebihan produksi sel kekebalan tubuh.
"Pola hidup dari makanan, sekarang banyak fast food juga sering yang menggunakan pengawet, yang bisa berdampak buruk. Obesitas juga. Sel lemak bisa beralih fungsi jadi perangsang yang mencetuskan dan memperparah autoimun," jelas Dokter Windy.
Oleh sebab itu, kebanyakan pasien autoimun bukan hanya diharuskan menjalani gaya hidup sehat tetapi juga diet yang teratur. Terkait diet sendiri, masing-masing pasien punya aturan yang berbeda tergantung dari seberapa parah kondisi penyakit autoimun yang diderita.
Umumnya, diet yang dijalani tetap harus memerhatikan kebutuhan gizi harian yang harus dipenuhi. Namun untuk itu, beberapa pasien mungkin harus menghindari jenis makanan tertentu karena bisa menimbulkan alergi atau menyerang kembali sistem kekebalan tubuh. Maka dari itu, konsultasi dengan ahli sangat dibutuhkan.
Di klinik perawatan untuk penderita autoimun, terdapat pelayanan pasien melalui pendekatan komprehensif dan multidisiplin, serta mengintegrasikan teknologi mutakhir. Dengan konsep patient-centered-care, Immuno Derma Clinic berkomitmen untuk memberikan perawatan kulit terbaik dan terintegrasi bagi masyarakat Indonesia.
Ada juga fasilitas pendukung lainnya yang dapat mengoptimalkan diagnosis dan tata laksana kesehatan kulit pelanggan, antara lain pemeriksaan uji tusuk kulit (skin prick test), uji tempel kulit (patch test) yang lengkap, uji alergi suhu (temptest), pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan genomik, pemeriksaan molekuler, skrining pra-nikah dan infeksi menular seksual, serta skrining tumor kulit.