Bikin Ratusan Babi di Papua Mati! Apa Itu Wabah African Swine Fever, Bahayakah Buat Manusia?

Ilustrasi - petugas melakukan penyemprotan pada kandang peternakan babi untuk mencegah merebaknya virus flu babi afrika atau ASF (African swine fever).
Sumber :
  • ANTARA

PAPUA – Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Peternakan dan Perkebunan setempat menetapkan status darurat wabah African Swine Fever (ASF). Penetapan status ini menyusul dengan meningkatnya angka kematian pada ternak babi sejak 6 Februari sampai 5 April 2024, di mana mencapai angka 156 ekor di kampung Noloka dan Ayapo Distrik Sentani Kabupaten Jayapura. Tak hanya di Papua saja, dua sampel babi dikonfirmasi positif virus ASF di Lembata, Nusa Tenggara Timur. Lantas, apa itu ASF?

Bisakah Terapi Stem Cell Sembuhkan Pengapuran Tulang?

Melansir laman FDA, African Swine Fever (ASF) adalah penyakit babi yang sangat menular dan mematikan yang dapat memengaruhi babi yang dibesarkan di peternakan dan liar. ASF tidak menginfeksi orang, tetapi mudah ditularkan dari satu babi ke babi lainnya melalui kontak langsung dengan cairan tubuh dari babi yang terinfeksi. Scroll untuk informasi selengkapnya, yuk!

Praktik memberi makan sisa makanan mentah (yang belum dipanaskan dengan tepat) kepada babi juga dapat mengakibatkan penularan virus, jika sisa makanan yang diberikan kepada babi mengandung produk daging babi yang terkontaminasi.

Jangan Putus Asa! Meski Harus Jalani Pengobatan Seumur Hidup, Tingkat Kesuksesan Penanganan Talasemia Capai 95 Persen

Peternakan babi.

Photo :
  • antara/Satya Bati

Di sisi lain, melansir laman kementerian pertanian Inggris, untuk masa inkubasi ASF bervariasi, tetapi umumnya antara 5-15 hari. Dalam keadaan akut, babi memiliki suhu tinggi (40,5 derajat C). Gejala lain dapat bervariasi tetapi akan mencakup beberapa hal berikut: 

Perkuat Teritorial di Papua, Satgas Habema Yonif 6 Marinir Gelar Komsos hingga Bagikan Sembako ke Warga Dekai
  • Muntah
  • Diare (terkadang berdarah)
  • Kulit memerah atau gelap, terutama di telinga dan moncong
  • Mata yang sulit terbuka
  • Kesulitan bernapas dan batuk
  • Kelemahan dan keengganan untuk berdiri

Pencegahan
Biosekuriti yang baik sangat penting untuk pencegahan pengenalan ASF. Langkah-langkah biosekuriti yang dapat diambil oleh petani, sebagai berikut:

1. Menjaga biosekuriti yang ketat

  • Hanya mengizinkan orang tertentu untuk memasuki peternakan dan meminta mereka mengenakan pakaian dan alas kaki yang bersih atau sekali pakai, dan mencuci tangan mereka (atau mandi jika memungkinkan).
  • Hanya mengizinkan kendaraan dan peralatan masuk ke area peternakan setelah didesinfeksi sebelumnya.
  • Jangan izinkan orang-orang yang mungkin telah melakukan kontak dengan babi lain ke peternakan Anda.
  • Tidak mengizinkan untuk membawa produk babi ke peternakan.
  • Jangan biarkan limbah katering atau sisa makanan untuk diumpankan ke babi.

Jika Anda memelihara babi, Anda memiliki peran penting dalam mencegah wabah penyakit lebih lanjut, sangat penting untuk menjaga biosekuriti yang efektif sepanjang tahun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya