Rahasia Susu Evaporasi: Bolehkah Diminum Langsung? Simak Penjelasannya!
- Pinterest/Kelli Foster
VIVA Lifestyle – Susu evaporasi adalah susu kental tanpa pemanis yang terbuat dari susu sapi setelah melewati proses penghilangan kadar airnya. Susu evaporasi dibuat dengan cara pemanasan yang cukup lama sehingga separuh kandungan airnya menguap. Susu ini sudah disterilkan dan dikalengkan sehingga bisa bertahan lama untuk disimpan.
Biasanya, susu evaporasi dikemas dalam kaleng bundar yang memudahkan untuk penggunaannya baik untuk dicampurkan ke dalam minuman atau diminum langsung bagi yang menyukainya. Meskipun produk susu ini dapat bertahan dalam jangka waktu lama tanpa pendinginan, banyak orang yang masih ragu apakah susu itu bisa diminum begitu saja. Berbeda dengan kental manis, susu evaporasi punya rasa cenderung tawar karena tidak memakai gula tambahan.
Bolehkah susu evaporasi diminum langsung?
Melansir Tasting Table, Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) menyatakan bahwa susu evaporasi tidak akan rusak sampai setidaknya enam bulan setelah dikemas. Susu ini tetap boleh dikonsumsi selama tidak basi atau membusuk yang ditandai dengan perubahan tekstur dan aromanya.
Tetapi ini bukan berarti susu evaporasi boleh diminum langsung kapan saja dari kalengnya tanpa diolah atau dicampurkan dengan bahan yang lain. Karena tekstur susu evaporasi yang kental dan lembut, konsistensinya akan sangat berbeda dari susu karton biasanya.
Agar bisa dikonsumsi dengan aman, sebaiknya campurkan susu evaporasi dengan air sekitar setengah kali lebih banyak. Hasilnya, susu itu jadi akan lebih encer dan bisa dicampurkan dengan sereal atau smoothie. Meskipun sekaleng susu evaporasi bisa diubah menjadi segelas susu biasa, jangan ragu untuk memanfaatkannya sebagai bahan campuran makanan atau minuman lainnya.
USDA sendiri juga punya standar untuk pengemasan susu evaporasi yang menggunakan kaleng untuk dijual ke pasaran. Dinding bagian dalam kaleng tidak boleh menunjukkan tanda-tanda terbakar berlebihan susu evaporasi. Burn-on biasanya terjadi selama proses pemanasan ketika susu menyatu dengan kaleng permukaan. Jika bekas bakaran muncul lebih besar dari 75 persen di permukaan kaleng, maka dianggap berlebihan. Kaleng juga harus bebas dari kebocoran, karat, dan tanda-tanda lain akibat pengolahan dan penyimpanan yang tidak tepat.