Ternyata Darah Menstruasi Bisa Sebabkan Iritasi pada Vagina
- Pixabay/pexels
VIVA Lifestyle – Berdasarkan data, 7 dari 10 perempuan di seluruh dunia pernah mengalami vaginitis setidaknya sekali dalam hidup mereka. Vaginitis adalah peradangan pada vagina yang ditandai dengan gatal di vagina dan keputihan.
Sementara itu berdasarkan data Betadine Brand Health Tracking pada 2021-2024 ditemukan bahwa 2 dari 3 perempuan di Indonesia mengeluhkan gatal-gatal, 3 dari 5 perempuan di Indonesia mengalami keputihan, 1 dari 2 perempuan mengeluhkan bau tak sedap di area kewanitaan.
Gejala-gejala tersebut, tidak boleh diabaikan karena bisa menjadi tanda awal iritasi yang jika dibiarkan, dapat berkembang menjadi infeksi. Oleh karena itu, kaum hawa harus memahami pentingnya memiliki kebiasaan menjaga kebersihan area kewanitaan, terutama saat menstruasi. Sebab saat menstruasi, darah bersifat basa yang dapat meningkatkan pH vagina.
"Faktanya, saat menstruasi, 72 persen perempuan memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi vagina saat menstruasi karena darah haid bersifat basa dan dapat meningkatkan pH vagina," kata Spesialis obsteri dan ginekologi dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG, M.Kes, FICS dalam acara press conference Tetap Nyaman, Aktif dan Sehat Selama Red Days #BukanHalangan di kawasan Jakarta Pusat, Selasa 28 Mei 2024.
Dia menambahkan, “Darah mens itu pH sekitar 7. Orang yang mens itu darah mens itu membuat suasana vagina semakin basa. Padahal seharusnya pH vagina agak asam. pH yang asam ini nantinya akan membunuh kuman abnormal. Tapi jika pH vagina terlalu asam akan menyebabkan mudah lecet, luka dan korosif. Jika sudah luka nantiya berpotensi menyebabkan iritasi di area genital,” katanya.
Untuk itu kata dia, penting bagi perempuan untuk memiliki kebiasaan menjaga kebersihan area kewanitaan setiap hari, terutama saat menstruasi, karena menstruasi memiliki pengaruh besar terhadap stabilitas ekosistem vagina. Saat mengalami gejala awal iritasi, penggunaan produk antiseptik juga disarankan.
"Jadi antiseptik itu diperlukan untuk ada potensi luka. Bukan saat saat sudah infeksi. Kalau sudah infeksi kan sudah banyak luka, kalau itu sudah harus ada campur tangan dokter ya,” ujarnya.
Selain itu penggunaan antiseptik ini kata Adriansjah juga hanya boleh digunakan di awal saja ketika muncul gejala gatal sebagai bentuk pencegahan. Sebab ditakutkan masalah gatal yang terjadi di alat kelamin wanita berasal dari dalam vagina.
"Penggunaan antiseptik ini juga hanya di awal yang sifatnya sebagai pencegahan. Karena kita tidak tahu asal gatal itu di area genital atau ada problem dari dalam vagina seperti jamur. Kalau ternyata masalahnya dari dalam vagina mau dipakai sebaskom antiseptiknya juga enggak ada efeknya. Kalau di awal gatal gunakan ini untuk cegah infeksi di area genital," jelasnya.
Terkait dengan antiseptik untuk digunakan disarankan sebaiknya pilih antiseptik yang mengandung Povidone Iodine. Sebab kandungan ini memiliki spektrum luas, yang mampu mengembalikan keseimbangan pH, dan dengan cepat memulihkan flora normal, sehingga efektif mengatasi infeksi di area kewanitaan.