Awas, Pria Muda Lebih Rentan Hipertensi! Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya
- Pixabay/ stevepb
JAKARTA –Hipertensi merupakan kondisi saat tekanan darah tinggi atau melebihi batas. Seseorang dikatakan hipertensi apabila angka pengukuran tekanan darah mencapai lebih dari 130/90 mmHg.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI pernah mencatat, angka pengidap hipertensi di Indonesia mencapai 34,1 persen. Angka ini diperkirakan setara dengan sekitar 70 juta penduduk Indonesia.
Berbicara mengenai hipertensi ternyata penyakit ini lebih banyak menyerang laki-laki? Benarkah demikian?Â
Spesialis Penyakit Dalam Konseling Ginjal dan Hipertensi, dr. Dina Nilasari, Ph.D, Sp.PD,KGH mengungkap bahwa memang berdasarkan penelitian di Indonesia pria berusia kurang dari 30 tahun berisiko tinggi terkena hipertensi dibanding perempuan. Demikian juga pada usia kurang lebih 30 tahun hingga 59 tahun pria juga berisiko tinggi terkena hipertensi dibanding wanita. Namun, pada usia lebih 60 tahun hipertensi lebih banyak terjadi pada wanita.Â
"Ya, jadi itu tergantung usia," kata dia dalam program Hidup Sehat tvOne, Rabu 22 Mei 2024.
Di sisi lain, diungkap Dina bahwa memang usia di atas 50 tahun baik pria maupun pria berisiko terkena hipertensi. Sebab dengan bertambahnya usia, pembuluh darah semakin kaku. Sehingga risiko tekanan darah tinggi pada usia tua lebih tinggi daripada yang muda.
"Jadi memang setiap manusia berbeda-beda tapi kalau penelitian di atas 50-60 tahun. Wanita setelah menopouse angka kejadiannya lebih tinggi," sambungnya.
Sementara itu, terkait dengan sakit kepala yang sering dikeluhkan oleh orang dewasa tua bisa dikaitkan dengan gejala hipertensi. Dina mengungkap bahwa tidak sepenuhnya sakit kepala bisa menjadi pertanda dari hipertensi.
"Tidak sepenuhnya benar sakit kepala adalah gejala hipertensi. Seringnya kalau tidak terlalu tinggi tekanan darahnya, gejalanya tidak ada," ujarnya.
Maka dari itu, Dina menghimbau masyarakat untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah di rumah atau disebut dengan home blood pressure monitoring.
"Masyarakat diimbau memeriksakan sendiri tekanan darah di rumah atau home blood pressure monitoring. Jadi memang screening diperlukan. Misalnya dokter katakan hipertensi di atas 140-150. Sekarang 130-140 sudah dianggap tinggi, itu sudah harus memodifikasi faktor risiko dan ubah gaya hidup," kata dia.