7 Fakta COVID-19 Melonjak di Singapura, Sepekan Capai 25 Ribu Kasus

Ilustrasi COVID-19/virus corona.
Sumber :
  • Pixabay/mattthewafflecat

SINGAPURA – Kasus COVID-19 mengalami lonjakan tajam di Singapura. Tercatat, ada kenaikan mencapai 25.900 kasus dalam kurun waktu 5-11 Mei 2024. Angka tersebut meningkat dibanding pekan sebelumnya yaitu 13.700 kasus. 

Polisi Bongkar 619 Kasus Judol sejak 5 November 2024, 734 Orang Ditetapkan Tersangka

Sehubungan dengan hal tersebut, Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Prof Tjandra Yoga Aditama, menyampaikan, ada 7 hal yang perlu diketahui masyarakat. Apa saja? Yuk, scroll untuk tahu informasi selengkapnya. 

"Pertama, COVID 19 memang masih bersama kita. Dan tentu mungkin saja kasusnya pada waktu-waktu tertentu akan naik dan lalu turun lagi, sama seperti penyakit menular pada umumnya," ujar Prof Tjandra dalam keterangannya, dikutip Rabu 22 Mei 2024. 

Sempat Alami KDRT Depan Anak, Istri Labrak Suami Sedang Selingkuh di Tempat Umum

Kemudian fakta kedua, menurut Prof Tjandra, untuk COVID-19 sendiri akan ada varian baru dari waktu ke waktu, baik sekarang maupun di masa waktu ke depan.

Media Sosial Akun Gerindra Jadi Tempat Keluhan Warganet ke Presiden untuk Selesaikan Kasus di Tanah Air

"Ke tiga, kejadian kenaikan kasus di Singapura sekarang ini terjadi karena galur virus jenis KP1 dan KP2, yang merupakan kelompok dari subvarian JN.1 yang merupakan bagian dari Omicron," ungkapnya. 

Prof Tjandra lebih lanjut memaparkan fakta keempat, yaitu secara umum, di dunia sekarang kasus COVID-19 yang sedang dominan adalah varian Omicron, sub varian JN.1 dengan galurnya, termasuk KP.1 dan KP.2. Keduanya dikelompokkan dengan nama panggilan (nicknamed) 'FLiRT', sesuai dengan istilah teknis mutasi yang terjadi.

"Ke lima, KP2 ternyata lebih mudah menular daripada KP1, dan KP2 ini sudah dikategorikan sebagai variant under monitoring (VOM) oleh WHO," jelasnya. 

Namun Prof Tjandra mengungkapkan, kasus yang ada sejauh ini tergolong ringan, sehingga tidak ada dampak berarti pada perawatan di rumah sakit, apalagi ICU. 

"Karena itu, nampaknya akan dapat dikendalikan dengan baik dan akan turun lagi sesudah puncak kasusnya tercapai. Sekali lagi kasus umumnya adalah ringan," tegasnya. 

Terakhir, sehubungan kasus COVID-19 yang melonjak di Singapura, maka untuk kita di Indonesia, ada 3 hal yang tetap perlu dilakukan. 

"Satu, mengikuti dengan seksama peningkatan kasus di Singapura dan juga di negara lain, seperti terjadi juga di India dan lain-lain. Kedua, tetap memonitor ketat adanya varian dan sub varian COVID-19 bersama turunannya di negara kita. Baik kalau kini diinformasikan ke publik tentang sudah ada atau tidak virus COVID-19 KP 1 dan KP 2 di negara kita, dan kalau ada maka di daerah mana," ucapnya.

"Ke tiga, ada tidaknya peningkatan kasus COVID-19 maka kita semua perlu selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta memberi prioritas penting bagi kesehatan kita dalam kehidupan sehari-hari," imbuh Prof Tjandra. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya