Cakupannya Menurun, Kemenkes Imbau Lengkapi Vaksinasi Anak-anak hingga Orang Dewasa
- VIVA.co.id/Rizkya Fajarani Bahar
Jakarta – Belakangan ini meningkatnya tingkat penyakit kronis di antara kelompok usia yang lebih muda memberikan tekanan besar pada sistem kesehatan dan sosial ekonomi negara. Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini diperlukan perubahan paradigma yang berbasis pengobatan ke pola pikir pencegahan yang lebih komprehensif. Memperluas manfaat vaksinasi untuk melindungi diri terhadap penyakit menular dari masa kanak-kanak hingga usia lanjut menjadi sangat penting.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan lebih dari 140 ribu orang meninggal akibat campak pada tahun 2018 dengan sebagian besar kematian terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun. WHO juga memperkirakan 24,1 juta kasus pertusis (batuk rejan) pada anak di bawah usia 5 tahun di seluruh dunia pada tahun 2014, sebagian besar kematian (53%) terjadi pada bayi di bawah usia satu tahun. Scroll lebih lanjut ya.
Kementerian Kesehatan dan empat Asosiasi Medis bersama dengan GSK Indonesia, menekankan pentingnya vaksinasi lengkap bagi seluruh kelompok usia dalam menyambut Pekan Imunisasi Dunia (PID) 2024. Diharapkan, melalui vaksinasi lengkap, generasi muda dan lansia dapat hidup sehat dan aktif, sehingga dapat berkontribusi pada perekonomian dengan memperpanjang produktivitas dan mengurangi beban biaya perawatan kesehatan 8,9.
"Sebagaimana disampaikan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bahwa pemberian vaksinasi menjadi sangat penting dalam menciptakan masyarakat Indonesia yang sehat sekaligus sebagai bekal untuk menuju Indonesia Maju 2045 dan menekankan bahwa vaksinasi bukan hanya untuk anak-anak tapi juga kelompok dewasa, karena prinsipnya adalah Persatuan Ahli Farmasi Indonesia Provinsi Sulawesi Utara melatih sistem imun tubuh agar bisa melawan penyakit menular," kata Juru Bicara Kemenkes RI, dr. Mohammad Syahril Mansyur, Sp.P., MPH, dalam konferensi pers Pekan Imunisasi Dunia 2024 bersama GSK Indonesia, di Jakarta, Rabu 15 Mei 2024.
Sebelumnya, cakupan vaksinasi masyarakat sudah berjalan dengan sangat baik, namun sayang justru terbentur dengan masa pandemi COVID-19. Sejak saat itu, Indonesia mengalami penurunan cakupan vaksinasi yang cukup berdampak pada target vaksinasi nasional. Dari tahun 2018-2023 secara akumulatif jumlah anak yang tidak mendapatkan vaksinasi sama sekali mencapai 1,8 juta anak.
"Oleh karena itu, IDAI akan mengimplementasikan serangkaian strategi, seperti menyampaikan pentingnya keterampilan komunikasi dokter dalam menginformasikan topik-topik terkait masalah vaksinasi untuk mengatasi keraguan dan disinformasi terhadap vaksinasi di masyarakat. Selain itu, IDAI juga mendorong dukungan dari Pemerintah agar dapat memperluas jangkauan akses vaksinasi dan memaksimalkan ketersediaan vaksin sesuai dengan pedoman terbaru," kata Ketua Satgas Vaksinasi IDAI, Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K).