Jangan Asal Gaya! Hati-Hati Penggunaan Sepatu Carbon Plated Buat Lari
- Pixabay/ Hans
JAKARTA – Pasca pandemi COVID-19 kesadaran masyarakat untuk hidup lebih sehat semakin meningkat. Hal ini terlihat semakin banyaknya masyarakat yang meluangkan waktu mereka untuk berolahraga di lapangan terbuka seperti Gelora Bung Karno Jakarta.Â
Dari sejumlah olahraga, lari menjadi olahraga yang paling banyak mendapat perhatian masyarakat tanah air. Terlihat semakin banyaknya orang-orang yang berlari di kawasan Gelora Bung Karno ketika pagi, sore hingga di hari-hari libur.Â
Menjamurnya olahraga lari di kalangan masyarakat ibu kota khususnya juga mempengaruhi konsumsi sepatu olahraga lari. Bahkan setahun lalu, muncul sepatu dengan fitur carbon plate. Sepatu jenis ini cukup hits di kalangan pelari.
Sepatu ini merupakan jenis sepatu atletik yang memiliki lapisan karbon dan dirancang untuk memberikan efek seperti pegas saat kaki menapak ke tanah. Sepatu ini cukup dikenal di kalangan pelari, baik atlet profesional maupun pelari rekreasional, karena telah terbukti dapat meningkatkan performa lari.
Pelari yang menggunakan jenis sepatu ini umumnya identik dengan kecepatan di atas rata-rata. Namun perlu hati-hati bagi mereka yang ingin menggunakan sepatu jenis ini. Kenapa?
Spesialis kedokteran olahraga, dr. Sophia Hage, Sp.KO angkat bicara, meski memang mampu memberikan performa yang prima bagi mereka yang menggunakannya. Namun sepatu ini juga bisa menyebabkan cedera, terlebih bagi mereka yang bukan pelari profesional.
"Carbon plated shoes hati-hati. Memang berdasarkan penelitian kombinasi antara plated karbon dan busa bikin lari kita lebih cepat. Jadi kalau orang yang ngejar personal best lebih mudah tercapai. Tapi ada syaratnya kita lari dengan baik dan benar, karena kalau tidak lari dengan carbon plated itu akan membuat telapak kaki kita jadi gampang cedera," kata dia dalam program Hidup Sehat Plus tvOne, Jumat 10 Mei 2024.
Sophia menambahkan perilaku pelari yang kurang tepat bisa meningkatkan risiko terjadi masalah cedera yang serius ketika menggunakan sepatu jenis ini.
"Bayangkan kita akan mendarat dengan plated carbon itu berulang kali sampai 500 km atau berapa ribu atau ratus ribu langkah itu larinya dijatuhkan dengan carbon plated," ujarnya.
Di sisi lain, untuk pemilihan sepatu lari sendiri kata Sophia perlu memerhatikan sejumlah aspek. Mulai dari ketebalan sol sepatu hingga fleksibilitas sepatu tersebut.
"Untuk sepatu lari, perhatikan jenis solnya. Biasanya sepatu lari, solnya tebal tujuan supaya ada momentum atau pergerakan ke depan untuk membuat kita gampang lari. Fleksibilitasnya berarti bentuk stabilisasinya atau bagaimana melenting akan lebih enak," ungkapnya.
Sophia juga mengungkap bahwa sepatu lari juga sebaiknya diganti setiap pemakaian 500-700km. Sebab jika sudah melebihi jarak tersebut, fungsi dari sepatu lari tersebut sudah menurun.
"Kalau sudah lebih sudah mengurangi fungsi jadi lebih licin gampang cedera kita juga tidak tersupport dengan baik kakinya," ujarnya.
Di sisi lain, Sophia juga mengingatkan bahwa pemilihan sepatu yang tidak sesuai dengan aktivitas dan tidak pas di kaki juga mempengaruhi bukan hanya soal cedera tapi juga mempengaruhi performa seseorang.
"Paling sering dan paling disayangkan adalah terjadinya cedera olahraga karena pemilihan sepatu tidak pas bentuk kaki maupun jenis olahraganya jadi cedera. Contohnya kita lari dengan sepatu tenis jadi bukannya lebih cepat larinya malah jadi cedera karena sol tenis lebih keras dibandingkan sol sepatu lari," katanya.Â
Dia menambahkan,"kalau kita pilih sepatu bukan cuman cegah cedera, yang paling penting kita jadi lebih bagus performnya. Jadi ga putus asa karena mencapai target yang diinginkan karena olahraganya nyaman dan aman," ungkapnya.