Sederet Tips Hadapi Suami yang Lebih Mementingkan Ibunya Ketimbang Istri

Ilustrasi ibu mertua, anak dan menantu perempuan
Sumber :
  • Times of India

VIVA Lifestyle – Pasangan rumah tangga selebriti di tahun 2024 ini sepertinya sedang tidak baik-baik saja. Hal tersebut dikarenakan banyak perceraian yang tengah menimpa rumah tangga selebriti Tanah Air. Terbaru, ada sang YouTuber Ria Ricis dengan suaminya, Teuku Ryan yang tengah jadi sorotan hingga ramai diperbincangkan warganet di media sosial.

PNM Mekaar di Merauke Resmi Dibuka, Pelaku UMKM Sudah Bisa Nikmati Akses Permodalan yang Aman

Terlebih setelah isi dan surat putusan perceraiannya terbongkar hingga tersebar ke media sosial, mantan suami istri ini tak lepas menyita perhatian publik. Dalam isi dan surat putusan yang tersebar di dunia jagat maya, diketahui bahwa salah satu penyebab keretakan rumah tangga keduanya dipicu adanya ikut campur tangan ibu dari si pria.

Di mana dalam surat tersebut, adik Oki Setiana Dewi sempat dibuat tersinggung oleh ucapan ibunda Teuku Rian dan tidak mendapat pembelaan dari mantan suaminya. Lantas, bagaimana sebaiknya menghadapi suami dengan kasus tersebut? Scroll untuk baca artikel selengkapnya berikut ini.

Momen Hangatnya Quality Time Bersama, Pesan Bahasa Cinta Teuku Ryan untuk Moana

Tips Menghadapi Suami yang Lebih Mementingkan Ibunya

Suami Aniaya Istri karena Kesal Ditegur Suka Keluar Malam dan Mabuk

Menghadapi situasi di mana suami lebih membela, mementingkan hingga memprioritaskan ibunya daripada pasangan atau keluarga baru bisa menjadi tantangan. Sesungguhnya hubungan yang terjalin antara suami dengan orang tua atau saudaranya adalah hal yang wajar.

Hal tersebut dikarenakan orang tua yang telah membesarkannya, dan ia juga juga tumbuh bersama saudara-saudaranya. Namun, hal ini menjadi tidak wajar apabila suami terus-menerus lebih mementingkan keluarganya daripada istrinya sendiri.

Rupanya banyak suami yang tidak menyadari,  bahwa prioritasnya telah berubah setelah menikah dan membangun rumah tangga dengan istrinya. Setelah menikah, peran suami sebagai pemimpin bagi istri dan anak-anaknya harus tetap didahulukan.

Namun, bukan berarti orang tua dan keluarga suami tidak penting, tapi ada batasan tertentu yang tetap harus dijaga oleh kedua belah pihak, baik pihak istri maupun pihak keluarga suami. Nah buat yang sering merasa diabaikan karena suami selalu lebih condong ke keluarganya terutama ibunya, berikut ini ada beberapa tips yang mungkin bisa membantu dilansir dari berbagai sumber.

Komunikasi Terbuka

Berbicaralah dengan suami secara terbuka dan jujur tentang perasaanmu. Sampaikan dengan lembut bagaimana kamu merasa tentang situasi ini dan jelaskan mengapa kamu merasa perlu untuk menjadi prioritas dalam hidupnya.

Pertimbangkan Perspektifnya

Cobalah untuk memahami mengapa suami kamu memberikan prioritas pada ibunya. Mungkin ada hubungan yang sangat erat antara mereka, atau suami merasa bertanggung jawab untuk merawat ibunya. Menyadari perspektifnya dapat membantu kamu menemukan solusi yang lebih baik.

Tentukan Batasan yang Sehat

Bersama suami, tentukan batasan yang sehat dalam hubungan dengan ibunya. Ini mungkin melibatkan pembicaraan tentang waktu yang dihabiskan bersama ibu, keterlibatan dalam keputusan keluarga, dan lain-lain.

Dikutip dari Very well, suami yang seperti ini mungkin terbiasa dengan ibunya yang selalu melayani setiap kebutuhan dan keinginannya. Namun, bukan berarti setelah menikah suami juga mengharapkan hal yang sama dari Kamu. 

Ibu mertua dan menantu.

Photo :

Seorang istri memang bertugas untuk melayani suami, tetapi tidak berarti Kamu harus berperilaku sama seperti ibunya. Dengan demikian, penting bagi Kamu untuk menetapkan batasan dalam pernikahan.

Katakan pada suami, dia mungkin bisa bertingkah seperti anak laki-laki dengan ibunya. Namun ketika telah menikah, dia harus bersikap seperti orang dewasa yang mandiri dan bisa menjaga diri sekaligus pasangannya.

Penelitian menunjukkan bahwa mengatur batasan dalam pernikahan penting untuk hubungan yang sukses. Utamanya, pada pasangan yang keduanya adalah pencari nafkah.

Berkomunikasi dengan Ibu Mertua

Jika memungkinkan, berbicaralah secara langsung dengan ibu mertua tentang perasaanmu. Sampaikan dengan hormat bahwa kamu menghargai hubungan mereka, tetapi juga ingin memastikan bahwa prioritas suami kamu adalah keluarga yang kamu bangun bersama.

Bangun Hubungan yang Kuat dengan Suami

Fokuslah pada membangun hubungan yang kuat dan saling mendukung dengan suami. Dengan komunikasi yang baik dan saling pengertian, kamu dapat menemukan cara untuk menyeimbangkan hubungan dengan keluarga masing-masing.

Coba untuk Tidak Serumah dengan Mertua

Jika pasangan tergolong anak yang lebih mementingkan keluarga atau ibunya, bukan ide yang baik untuk tinggal satu rumah dengannya setelah menikah. Dekat secara fisik, apalagi serumah, bisa menjadi beban berat bagi Kamu. Suami mungkin saja akan memihak ibunya ketika Kamu berdua berselisih. 

Dia bisa saja akan lebih peka terhadap perasaan dan pendapat ibunya daripada istrinya sendiri. Jadi, lebih baik mengambil jarak dan pindah ke rumah mandiri.

Jangan Bersaing

Hindari menganggap hubungan suami dengan ibunya sebagai persaingan. Alih-alih, fokuslah pada membangun hubungan yang sehat dengan semua anggota keluarga dan mencari solusi yang memenuhi kebutuhan semua pihak.

Konseling

Jika kamu merasa sulit menyelesaikan masalah ini sendiri, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari konselor atau terapis perkawinan yang dapat membantu kamu dan suami menavigasi situasi ini dengan lebih baik.

Ingatlah bahwa membangun hubungan yang sehat dengan mertua membutuhkan waktu dan komunikasi yang baik. Bersabarlah dan tetap terbuka untuk mencari solusi yang memuaskan untuk semua pihak. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya