Lansia Salah Satu yang Rentan Terhadap Gelombang Panas, Ini Tips Jaga Lansia Tetap Aman

Ilustrasi Lansia
Sumber :
  • Pixabay/ TusitaStudio

VIVA Lifestyle – Beberapa waktu belakangan ini sejumlah negara di Asia Tenggara dan Asia selatan tengah mengalami fenomena gelombang panas. Beberapa negara seperti India dilaporkan suhu panas mencapai 42 derajat. Selain itu, Filipina juga melaporkan cuaca ekstrem hingga tembus 50 derajat. 

Viral! Guru Lansia Ikut Ujian PPPK Pakai Kursi Roda, Sudah Mengabdi Puluhan Tahun

Sementara itu, di Thailand dilaporkan adanya 30 orang meninggal akibat cuaca panas tahun ini. Yang mana suhu di Thailand mencapai 40 derajat.  Di sisi lain, Indonesia sendiri berdasarkan keterangan Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan bahwa Indonesia tidak mengalami gelombang panas atau heatwave. Sebab, secara indikator statistik pengamatan suhu, fenomena ini tidak termasuk ke dalam kategori tersebut. Scroll lebih lanjut.

Dia menyebut cuaca panas yang akhir-akhir ini terjadi dikarenakan posisi matahari yang berada tidak jauh dari ekuator yang sekarang sedang berada di belahan bumi utara (BBU).

Dana Bansos Rp2,4 Juta untuk Lansia Cair November 2024

Seperti diketahui, cuaca panas ekstrem diketahui dapat menimbulkan gejala yang parah salah satunya pada kelompok usia lanjut. Tubuh orang tua diketahui terutama yang sedang aktif mengonsumsi obat-obatan cenderung kesulitan dalam mengatur suhu tubuh sehingga lebih rentan berisiko ketika gelombang panas terjadi.

Kebakaran di Koja Tewaskan Lansia, Diduga Akibat Korsleting Listrik

Lantas apa yang perlu dilakukan oleh orang tua untuk menghindari dampak negatif dari cuaca panas yang tersebut? Berikut ini tipisnya seperti dirangkum dari laman michiganmedicine.org.

1. Perbanyak konsumsi air mineral

Orang-orang yang berusia 60-an ke atas akan menghadapi risiko dehidrasi yang lebih tinggi secara umum, dan cuaca panas dapat memperburuk kondisi tersebut. Tidak terhidrasi dengan cukup dapat menyebabkan perasaan ingin pingsan dan mual, yang dapat menyebabkan pusing dan jatuh.

"Dehidrasi adalah kekhawatiran besar bagi lansia , karena itu mempengaruhi mereka secara berbeda. Mereka bahkan mungkin tidak tahu bagaimana mereka terpengaruh oleh panas. Jadi orang terdekat perlu tidak hanya mengingatkan mereka untuk minum air tetapi benar-benar memberikan mereka minum kepada mereka selama gelombang panas," kata kepala pekerja sosial dan program komunitas, Abney.

Dia menambahkan bahwa lansia dengan demensia memiliki risiko khusus, karena perubahan di otak mereka dapat membuat mereka tidak dapat mengomunikasikan kesusahan mereka.

2. Tetap buat ruangan sejuk

Ilustrasi AC/pendingin ruangan.

Photo :
  • Pixabay/triosolution1

Praktik seperti menyalakan AC dan kipas angin, menutup jendela hingga menjauhi paparan sinar matahari selama matahari bersinar terik benar-benar dapat membantu lansia tetap aman dan sejuk. Selain itu mendinginkan tubuh lansia dengan menggunakan air dan handuk yang diberi air dapat membantu menghindarkan serangan panas. 

3. Hindari aktivitas luar ruangan

Hindari untuk melakukan aktivitas di luar ruangan. Seperti diketahui panas yang terlalu ekstrem seperti saat ini bisa memberikan respon negatif bagi tubuh. Beberapa gejala seperti sakit kepala hingga ‘keliyengan’ bisa terjadi. Selain itu hindari konsumsi kafein selama gelombang panas, sebab kafein diketahui dapat memengaruhi respons Anda terhadap panas dan kemampuan untuk mengenali masalah.

4. Segera hubungi tim medis jika terjadi sesuatu

Pada saat lansia mulai merasakan efek dari gelombang panas, seperti pingsan, pusing, mual, sakit kepala, merasa terlalu lelah, memiliki denyut nadi yang cepat, atau merasakan kram otot, bingung, hingga mengigau segera cari bantuan sesegera mungkin. 

“Cari bantuan untuk gejala fisik apa pun yang mungkin Anda rasakan, dengan menghubungi dokter atau klinik Anda, sebelum menjadi keadaan darurat. Mereka dapat memberikan saran melalui telepon, dan juga membantu mengarahkan Anda ke sumber daya di daerah Anda,” kata Abey. 

Perhatikan juga untuk beberapa lansia dengan kondisi penyerta. Jika mereka meminum obat untuk tekanan darah, masalah jantung atau kondisi lainnya, obat tersebut dapat mengurangi jumlah keringat dan mempengaruhi sirkulasi, yang membantu tubuh menjadi dingin. Jika mereka menderita diabetes, kondisi ini dapat mempengaruhi pembuluh darah dan kelenjar keringat, dan panas juga dapat mengubah kemampuan tubuh untuk menggunakan insulin. Jadi bicaralah dengan dokter untuk mengetahui faktor-faktor khusus terkait panas yang perlu Anda pikirkan mengingat kondisi kesehatan orang tersayang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya