Ahli Ungkap 7 Tanda Sekarat hingga Sebabkan Kematian, Apa Saja?

Ilustrasi pasien dirawat di rumah sakit.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Lifestyle - Sama seperti kelahiran, kematian adalah sebuah proses. Mereka yang akan meninggal disebut akan mengalami sejumlah perubahan-perubahan signifikan.

Hal ini bisa terlihat dari perubahan pada tubuh pasienentah wajah, mata atau bahkan pembicaraan yang kadang dirasa aneh oleh keluarga. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Namun seperti kita ketahui semua bahwa takdir hidup dan mati seseorang itu semua sudah digaris Tuhan. Hanya Tuhan saja yang mengetahui sampai kapan ‘kontrak seseorang di muka bumi ini berakhir’.

Meski demikian, belum lama ini seorang spesialis perawatan paliatif di Universitas Stanford, James Hallenbeck menyatakan dalam buku Palliative Care Perspectives bahwa orang yang sekarat cenderung akan mengalami kehilangan sensitivitas pada indera mereka.

Ilustrasi pasien di rumah sakit.

Photo :
  • Istimewa.

Lantas apa saja? Berikut ini ulasannya dikutip dari laman Metro.  

Kelaparan dan kehausan

Hallenbeck mengatakan mayoritas orang yang sekarat pertama-tama mengalami penurunan nafsu makan dan rasa haus.

Proses ini terjadi karena tubuh yang sekarat tidak membutuhkan vitamin, dan nutrisi, yang sama dengan tubuh yang sehat. Tubuh juga tidak membutuhkan makanan dan minuman untuk energi, karena sudah dalam proses kematian.

Fakta Baru Kasus Kematian Mantan Bupati Jembrana dan Istri, Ada Bukti Kekerasan Fisik

Ditambah lagi, sistem pencernaan juga akan memiliki waktu yang lebih sulit untuk mengolah makanan dan minuman yang dikonsumsi.

Bicara

Jumlah Kematian Akibat Kolera Meningkat 71 Persen

Ketika fungsi tubuh mulai berhenti bekerja, bicara seseorang akan menjadi lambat dan kegiatan percakapan akan menjadi sulit. Menarik diri dari komunikasi seringkali merupakan tanda seseorang ingin ‘meninggalkan’ orang-orang di sekitarnya.

Pada akhirnya mereka juga cenderung kehilangan kemampuan untuk berbicara sama sekali karena mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk tidur atau dalam keadaan tidak sadar.

Usai Heboh Kematian Palsu, Lil Tay Umumkan Didiagnosis Tumor Jantung Kini Kritis di ICU

Pernapasan orang yang berada ‘di ujungnya’  juga akan menjadi tidak teratur, termasuk berubah dari dalam ke dangkal dan cepat menjadi lambat, yang berarti ucapan juga bisa menjadi tugas.

Ilustrasi orang yang sedang sekarat.

Photo :
  • http://firsttoknow.com

Penglihatan 

Ketika penglihatan seseorang mulai berkurang, mereka mungkin hanya dapat melihat apa yang ada di dekatnya. Orang-orang di sekitar mereka mungkin juga memperhatikan bahwa pasien yang sedang sekarat mungkin sering menutup mata mereka atau setengah membukanya karena penurunan tonus otot. 

Dalam hal apa yang dialami orang yang sekarat, seringkali mereka akan merasa sulit untuk melacak dengan benar apa yang sedang terjadi dan mereka terkadang bisa berhalusinasi.

Misalnya, mereka mungkin melihat hewan peliharaan atau orang-orang yang telah meninggal sebelum mereka.

Penglihatan mereka mungkin juga kabur sampai mereka jatuh ke dalam keadaan tidak sadarkan diri. Dari segi penampilan, mata juga mungkin akan terlihat mengkilap juga.

Sentuhan

Mungkin saja mereka masih bisa merasakan sentuhan dan mendengarkan orang yang dicintai. Namun ketika berada di fase atau tahap akhir kehidupan akan sulit bagi pasien yang sekarat untuk bisa merasakan sentuhan dari orang sekitar. Tetapi kabar baiknya adalah bahwa orang tersebut sekarang tidak akan dapat merasakan sakit.

Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Tarakan

Photo :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

Pendengaran 

Indera pendengaran menjadi indera terakhir yang akan ‘selesai bekerja’ ketika seorang pasien akan meninggal. Memasuki periode terakhir hidupnya itu pasien juga tidak bisa lagi dapat merespons atau merasakan lingkungan eksternal mereka.

Pada titik ini, otak akan memproses informasi sensorik secara berbeda dari yang sebelumnya. Di sisi lain berdasarkan laporan Ilmiah pasa Juni 2020 lalu membuktikan bahwa indera pendengaran adalah indera terakhir yang bekerja sebelum meninggal.

Dalam laporan ilmiah hang menggunakan indeks EEG, ahli saraf di University of British Columbia mengukur aktivitas listrik di otak pasien yang dirawat di rumah sakit akibat tidak sadarkan diri dan tidak responsif. 

Sementara itu, pada saat yang sama, peneliti juga mengukur hal serupa kepada peserta muda yang sehat untuk dibandingkan.

Dari penelitian itu ditemukan bahwa otak yang sekarat merespons dengan cara yang sama terhadap kelompok kontrol yang sehat, menetapkan bahwa bahkan dalam keadaan tidak sadar yang begitu dekat dengan kematian, pendengaran masih bisa berfungsi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya