4 Tahap Memaafkan, Penting Agar Rasa Marah Tidak Sampai Mengganggu Kesehatan
- VIVA.co.id/KBRI Roma
VIVA Lifestyle – Memendam amarah terhadap seseorang dalam waktu yang lama dapat mempengaruhi kondisi kesehatan fisik dan mental. Pada dasarnya, rasa marah adalah kondisi emosional dasar yang dimiliki oleh setiap manusia. Ketika rasa marah dipendam terlalu lama, otak akan mengeluarkan hormon kortisol yang menjadi penyebab stres.
Akibatnya, amarah yang mulanya timbul sesaat bisa jadi berdampak jangka panjang karena orang yang bersangkutan tidak dapat menanganinya dengan baik. Bukan hanya pada kondisi mental, namun juga mengganggu kesehatan lainnya seperti asam lambung, jantung, hingga gangguan pernapasan. Scroll lebih lanjut ya.
"Stres ini bisa dipicu oleh amarah berlebihan yang membuat sel di otak terganggu. Bahkan organ tubuh terganggu. Asam lambung naik, jantung berdegup kencang, nafas jadi cepat otot jadi tegang, serta mengganggu kesehatan fisik dan jiwa bagi yang bersangkutan," jelas dr. Lahargo Kembaren, SpKJ, Spesialis Kedokteran Jiwa, dalam tayangan Hidup Sehat TVONE, Selasa 16 April 2024.
Memaafkan seseorang yang sudah membuat sakit hati memang tidak mudah, namun hal itu perlu dilakukan agar seseorang kembali menjalani kehidupan dengan normal lagi dan menerima hal-hal positif lainnya. Meskipun tidak bisa melupakan sepenuhnya kejadian yang sudah menyakiti hati, namun memaafkan bisa meredam amarah dan mencegah terjadinya gangguan kesehatan yang lebih serius.
1. Tahap menerima
Memaafkan terdiri dari beberapa fase, pertama adalah acceptance atau penerimaan. Dalam fase ini, seseorang akan memutuskan untuk menerima atau tidak cerita baru dan move on dari masa lalunya.
"Bahwa kita hanya bisa menerima masa lalu itu dan ambil pelajaran darinya," jelas dr. Lahargo.
2. Munculnya rasa empati
Tahap selanjutnya dalam proses memaafkan seseorang adalah munculnya rasa empati terhadap diri sendiri maupun orang lain. Di fase ini, seseorang cenderung merasakan kasih sayang pada dirinya sendiri supaya menghindari rasa sakit lagi atau menyayangi orang lain yang pernah menyebabkan rasa sakit hati itu.
3. Perubahan perspektif terhadap luka di masa lalu
Kemudian, orang yang berusaha memaafkan akan melalui tahap perubahan perspektif dalam memandang peristiwa yang sudah dilalui. Di fase ini, orang yang dalam proses memaafkan akan menyadari bahwa peristiwa yang dulu menyakiti hati dan membuat emosi ternyata dapat dilihat dari sudut pandang yang berbeda.
4. Rasa tanggung jawab
Fase terakhir dalam proses memaafkan menurut dr. Lahargo Kembaren adalah tanggung jawab, di mana orang yang melakukannya akan tahu bahwa dengan memaafkan dirinya bisa lebih bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan masa depannya yang lebih baik.