Kemenkes Ungkap Calon Dokter Spesialis Alami Depresi hingga Mau Bunuh Diri
- Pixabay/ Mitrey
Jakarta – Dokter adalah salah satu profesi yang mempunyai peran vital dalam menjaga kesehatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tidak sedikit orang yang berlomba-lomba untuk menjadi dokter karena dianggap sebagai profesi yang terpandang.Â
Tapi sayang, perjalanan untuk menjadi seorang dokter itu tidak mudah karena harus melewati perjalanan yang sangat panjang. Apalagi bagi mereka yang ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi dengan menjadi seorang dokter spesialis.Â
Tidak jarang para calon dokter spesialis pun mengalami depresi yang cukup berat. Hal ini merujuk pada data dari Kemenkes yang diungkap pemilik akun X @txtdarijasputih pada Selasa, 16 April 2024, mereka tengah mengikuti Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Rumah Sakit Vertikal (RSV).Â
Para dokter residen yang berada di rumah sakit di bawah pengelolaan pemerintah pusat tersebut mengalami gejala depresi ringan hingga sedang. Kemenkes melaporkan bahwa sekitar 2.714 PPDS RSV mengalami gejala depresi ringan sampai berat.Â
Sementara itu, sekitar 1.977 calon dokter spesialis mengalami gejala depresi ringan dengan nilai tes mencapai 5-9. Kemudian, sekitar 486 calon dokter spesialis yang mengalami gejala depresi sedang dengan total nilai tes 10-14.Â
Sedangkan untuk calon dokter spesialis yang mengalami gejala depresi sedang-berat tercatat ada sebanyak 178 orang dengan hasil tes depresi 15-19. Sementara untuk gejala depresi berat dengan total nilai tes mencapai 10-27 tercatat ada 75 calon dokter spesialis.Â
Dari total 2.714 PPDS RSV tercatat ada 614 calon dokter spesialis mengalami gejala depresi berasal dari RSUPN. Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan 350 calon dokter spesialis dari RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Selanjutnya, diikuti oleh 326 calon dokter spesialis yang berasal dari RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, 284 calon dokter spesialis yang berasal dari RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah, dan 240 calon dokter spesialis dari RS Wahidin Sudirohusodo.
Menurut laporan itu, kasus gejala depresi paling banyak dialami oleh program studi Ilmu kesehatan anak yang tercatat 381 orang, lalu spesialis penyakit dalam sebanyak 350 orang, dan spesialis anestesiologi sebanyak 248 orang.
Bukan hanya itu, ada juga calon dokter yang sedang mengikuti pendidikan spesialis neurologi yang mengalami gejala depresi sebanyak 164 orang dan spesialis obgyn sebanyak 153 orang. Hal ini tentu saja harus menjadi perhatian khusus dari pemerintah maupun instansi pendidikan.Â
Artikel ini tidak untuk menginspirasi dan diimbau Anda tak menirunya. Jika Anda merasakan gejala depresi, permasalahan psikologi yang berujung pemikiran untuk melakukan bunuh diri, segera konsultasikan ke pihak-pihak yang dapat membantu Anda seperti psikolog, psikiater atau klinik kesehatan mental.