Libur Lebaran Kasus Flu Singapura Meningkat, Kemenkes Minta Lakukan Ini untuk Pencegahan
- Primaya Hospital
VIVA Lifestyle – Flu Singapura atau Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) belakangan ini tengah marak terjadi di Indonesia. Penyakit ini disebabkan karena infeksi yang menimbulkan bercak di bagian tangan, kaki, hingga rongga mulut. Flu Singapura kebanyakan terjadi pada anak-anak di bawah usia 10 tahun terutama lebih sering pada anak-anak berusia 5 tahunan.
Biasanya, tanda awal munculnya penyakit Flu Singapura disertai dengan demam selama 3-4 hari, disertai munculnya luka kemerahan di bagian mulut, kaki, dan tangan. Beberapa kasus bahkan menemukan luka di bagian lutut, siku, bokong, dan selangkangan. Scroll untuk info lengkapnya.
Mengingat saat ini Indonesia sedang dalam masa mudik, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi penularan penyakit Flu Singapura. Terlebih, penyakit ini memiliki kecepatan penularan yang tinggi meski jarang menyebabkan sakit berat.
"Pergerakan manusia selama perjalanan mudik berpotensi mempercepat penyebaran, terutama di kalangan bayi dan balita," kata Juru Bicara Kemenkes dr. M Syahril, melansir laman Kemenkes, Kamis 11 April 2024.
Hampir 6.500 kasus Flu Singapura hingga pekan ke-13 tahun 2024 tercatat di Indonesia. Sebagian besar kasus terjadi pada usia anak, dan sebagian lainnya pada orang dewasa. Kasus Flu Singapura ini paling banyak terjadi di Pulau Jawa, di antaranya Jawa Barat (2.119), disusul Banten (1.171) DI Yogyakarta (561), dan Jawa Tengah (464).
Terutama di momen liburan ini, anak-anak pasti akan lebih banyak berkegiatan di luar rumah, silaturahmi ke tempat saudara, bahkan berkunjung ke tempat wisata. Oleh sebab itu, penyebaran Flu Singapura diprediksi akan semakin meningkat.
"Ada tren peningkatan, ditambah mudik dan libur panjang itu berpotensi terjadi peningkatan kasus flu Singapura," jelas dr. Syahril.
dr. Syahril juga mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan dan menjaga kebersihan selama perjalanan mudik dengan cara rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menerapkan etika batuk atau bersin. Selain itu, masyarakat diminta menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Orangtua sebaiknya segera mengajarkan dan melatih anak-anaknya agar bisa menerapkan gaya hidup sehat.
Syahril juga mengimbau pemudik untuk tetap menjaga kebersihan di kampung halamannya bukan hanya untuk mencegah penularan Flu Singapura, tetapi juga untuk mengurangi risiko adanya demam berdarah dengue.
"Sekalian lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk di kampung halaman, mengerjakan kebiasaan baik supaya tidak tertular Demam Berdarah," ujar dr. Syahril.