Zaidul Akbar: Kalau Makan Getuk Saya Banyakin Kelapanya, Kenapa? Ini Alasannya

Zaidul Akbar
Sumber :
  • Tangkapan Layar: Instagram

VIVA Lifestyle – Getuk adalah salah satu makanan khas dari Indonesia yang terbuat dari singkong rebus yang diolah dengan kelapa, gula pasir, atau gula merah sehingga memberikan rasa manis. Biasanya, getuk juga disajikan dengan parutan kelapa agar ketika dikunyah ada rasa gurih yang meleleh di mulut.

Duh, Konsumsi Protein Masyarakat Indonesia Jauh di Bawah Negara ASEAN

Dari segi kesehatan, makanan yang satu ini diperkaya dengan karbohidrat dan serat yang tinggi dari singkong. Dari 100 gram singkong saja, setidaknya terdapat 38-40 gram karbohidrat, 1-1,2 gram protein, 1-2 gram serat, dan masih banyak lainnya. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!

Makanan yang satu ini lantas banyak disukai masyarakat Indonesia karena harganya murah tetapi bisa mengenyangkan. Seperti halnya dokter sekaligus pendakwah, dr. Zaidul Akbar yang mengungkapkan kesukaannya pada getuk. Tetapi, Zaidul Akbar tetap membatasi makan getuk dan memilih untuk lebih banyak konsumsi kelapanya. Kenapa?

Masakan Keasinan? Tenang, Ini Trik Mudah Mengatasinya dengan 1 Bahan Simpel!

Singkong atau umbi kayu

Photo :
  • Pixabay/ Brett_Hondow

"Saya suka makan getuk, getuk itu kalau saya makan, makan getuknya saya nggak mau banyak-banyak. Saya banyakin kelapanya," kata Zaidul Akbar mengutip video di kanal YouTubenya, Jumat 5 April 2024.

3 Makanan Viral di TikTok yang Bikin Ketagihan dan Mudah Dibuat di Rumah

Menurut Zaidul Akbar, kandungan gizi dari kelapa tidak kalah bagusnya dari getuk itu sendiri. Sebab, kelapa merupakan sumber lemak baik yang patut dikonsumsi sehari-hari.

Ada banyak manfaat dari lemak baik yang terkandung dalam kelapa, misalnya untuk menjaga kesehatan jantung, melawan peradangan, membantu mencerahkan kulit, meningkatkan fungsi kognitif, dan masih banyak lainnya.

"Karena kelapa lemak yang bagus dan kalau kita makan lebih banyak lemak bagus, maka rasa kenyang lebih lama daripada kalau makan karbo," papar Zaidul akbar.

"Meskipun getuk sebenarnya bagus masih tinggi serat," sambungnya.

Dalam anjuran asupan gizi sehat setiap hari, karbohidrat memang tidak boleh luput dari bagian di piring. Namun, mengonsumsi karbohidrat yang berlebihan juga tidak dianjurkan karena saat karbohidrat masuk ke sistem pencernaan, kandungan itu akan dipecah menjadi karbohidrat sederhana terutama gula atau glukosa. Hal ini lantas berdampak pada lonjakan gula darah dan tidak baik bagi penderita diabetes.

Selain itu, karbohidrat lebih mudah dicerna sehingga membuat orang cepat lapar lagi. Akibatnya, orang akan semakin banyak makan atau mengemil makanan yang tidak sehat.

"Karbohidrat itu cepat sekali memberikan sinyal lapar," kata Zaidul Akbar.

"Jadi kalau orang makan nasi, tepung, segala macam gula itu nggak lama lagi lapar," sambungnya.

Alih-alih makan banyak karbohidrat, sebaiknya perbanyak konsumsi makanan yang berprotein tinggi seperti daging merah, daging ayam, telur, dan lainnya yang akan memberikan efek kenyang lebih lama.

"Tapi kalau protein lama kenyangnya, ada lebih lama," kata Zaidul Akbar.

Terutama bagi orang yang ingin menurunkan berat badan, sebaiknya perbanyak mengonsumsi protein dan serat yang terdapat dalam sayuran atau buah agar tidak banyak makan cemilan di waktu lapar.

"Jadi rumus turun berat badan simpel, kurangi karbo banyakin protein dan serat dari sayur," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya