Tenang Hadapi DBD! Menkes Pastikan RS Siap Tangani Pasien, Ini Imbauannya untuk Masyarakat

Nyamuk aedes aegypti.
Sumber :
  • Pixabay

JAKARTA –  Angka kasus demam berdarah di Indonesia mengalami peningkatan. Hingga saat ini tercatat sudah ada 35 ribu lebih pasien menderita demam berdarah. Sementar itu 390 orang dinyatakan meninggal dunia akibat demam berdarah. 

Indonesia Pushes for Increased Local Drug Production

Terkait dengan kasus demam berdarah, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap bahwa masyarakat tak perlu panik. Sebab pemerintah sendiri telah menyiapkan rumah sakit untuk menangani pasien demam berdarah.

“Buat teman-temen supaya tidak panik. Rumah sakit Jakarta masih cukup tempatnya, karena pengalaman kita sama COVID-19 itu fasilitasnya banyak sekali jadi jangan khawatir,” kata Menkes kepada awak media di Istana Negara, Kamis malam 28 Maret 2024.

Penanganan TBC Masuk Program Quick Win Presiden Prabowo, Menkes Getol Deteksi Pengobatan Pasien

Lebih lanjut diungkap Menkes bahwa demam berdarah memang merupakan penyakit menular. DBD sendiri menempati urutan keempat setelah malaria. Oleh karena itu, ia meminta masyarakat untuk tidak panik.

“Yang juga mau saya sampaikan, itu penyakit menular DBD itu ranking 4. TBC 1 juta, HIV 500 ribu, malaria 400 ribu, DBD 120 ribuan setahun. Jadi supaya konteksnya tidak membuat masyarakat panik,” ujarnya.

Bisa Berujung Kematian, 3 Hal Ini Wajib Dilakukan untuk Cegah Demam Berdarah

Di sisi lain, Menkes juga mengungkap bahwa demam berdarah dapat dicegah. Dirinya menekankan ada beberapa langkah. Mulai dari tidak membiarkan genangan air. Selain itu pemerintah juga telah menyiapkan larvasida untuk menarikan jentik-jentik nyamuk. 

“Pertama, bak sampahnya supaya jangan ada genangan. Yang kedua kita sudah siapkan larvasida untuk mematikan jentik-jentik, kita siapkan insektisida kalau difogging,” sambungnya.

Menkes juga meminta semua orang termasuk orang tua untuk selalu memantau kondisi pasien demam berdarah. Jika memang pasien tersebut mengalami demam tinggi maka harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan untuk penanganan lebuh lanjut.

“Yang juga penting adalah pastikan kalau misalnya anaknya demam itu ada rapid testnya atau dibawa ke puskesmas atau rumah sakit,” sambungnya.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi kepada VIVA, Kamis petang 28 Maret 2024 mengungkap bahwa tercatat ada 390 kasus kematian dan 35.467 angka kesakitan akibat demam berdarah. 

Berdasarkan sebaran data angka kasus demam berdarah, DKI Jakarta menjadi kota paling banyak kasus demam berdarah. Tercatat ada total 1.833 kasus demam berdarah. Dari 1.833 kasus itu, Jakarta Barat tercatat 704 kasus, Jakarta Selatan 572 kasus, dan Jakarta Timur 557 kasus.

Sementara itu kota Bandung tercatat ada 1741 kasus, kota Kendari tercatat ada 1195 kasus, Bandung Barat  tercatat ada 1143 kasus, kota Bogor tercatat ada 939 kasus, Subang tercatat ada 909 kasus.

Bogor tercatat ada 904 kasus, Garut tercatat ada 660 kasus, Sumedang tercatat ada 652 kasus, Tangerang tercatat ada 640 kasus, Probolinggo tercatat ada 599 kasus, Kota Depok tercatat ada 530 kasus dan Konawe Selatan tercatat ada 481 kasus.

Ilustrasi anak sakit.

Kasus DBD Melonjak, Ahli: 50 Persen Kematian Usia 5-14 Tahun

Indonesia mengalami lonjakan kasus demam berdarah, dengan 88.593 kasus terkonfirmasi dan 621 kematian per 30 April 2024 – sekitar tiga 3 kali lipat lebih tinggi.

img_title
VIVA.co.id
11 November 2024