Waspada! Demam Berdarah Mengganas, Jakarta Jadi Episentrum dengan 35 Ribu Kasus

Penyakit Demam Berdarah di Jakarta dikatakan meningkat sejak memasuki tahun 2024.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

JAKARTA  – Angka kasus demam berdarah di Indonesia kembali meningkat. Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan hingga Kamis sore 28 Maret 2024 tercatat sudah ada 390 kematian akibat demam berdarah.

Keren! Mahasiswa Ini Ciptakan Alat Pembasmi Nyamuk Tanpa Asap

“390 kematian dan 35.467 kesakitan,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi kepada VIVA.co.id melalui pesan singkatnya, Kamis petang 28 Maret 2024.

Berdasarkan sebaran data angka kasus demam berdarah, DKI Jakarta menjadi kota paling banyak kasus demam berdarah. Tercatat ada total 1.833 kasus demam berdarah. Dari 1.833 kasus itu, Jakarta Barat tercatat 704 kasus, Jakarta Selatan 572 kasus, dan Jakarta Timur 557 kasus.

Nyamuk Aedes Aegypti Mengandung Wolbachia Akan Dilepas di Jakarta pada Oktober 2024

Sementara itu kota Bandung tercatat ada 1741 kasus, kota Kendari tercatat ada 1195 kasus, Bandung Barat  tercatat ada 1143 kasus, kota Bogor tercatat ada 939 kasus, Subang tercatat ada 909 kasus.

1.400 Ember Berisi Telur Nyamuk Aedes Aegypti Wolbachia Akan Ditempatkan di Jakbar

Bogor tercatat ada 904 kasus, Garut tercatat ada 660 kasus, Sumedang tercatat ada 652 kasus, Tangerang tercatat ada 640 kasus, Probolinggo tercatat ada 599 kasus, Kota Depok tercatat ada 530 kasus dan Konawe Selatan tercatat ada 481 kasus.

Faktor cuaca jadi salah satu penyebab peningkatan kasus demam berdarah

Ditemui terpisah beberapa waktu lalu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, Imran Pambudi menyebut bahwa perubahan cuaca yang tak menentu ini menyebabkan perkembangan nyamuk penyebab demam berdarah.

"Sekarang hujannya aneh, sekarang deras kemudian 3-4 hari panas. Ini menyebabkan genangan dari air hujan menimbulkan sarang nyamuk yang semakin memperbanyak perkembangan nyamuk. Lebih aman hujan terus menerus, sehingga genangan air terganti, hujan sekarang sifatnya berbahaya terkait dengan DBD," kata dia kepada awak media saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, pekan lalu. 

Lebih lanjut diungkap Imran Pambudi bahwa di tahun 2024 ini lantaran fenomena el nina membuat nyamuk penyebab demam berdarah semakin ganas. Sebab, suhu yang panas membuat nyamuk penyebab demam berdarah semakin lebih sering menhgigit sehingga memudahkan penularan demam berdarah.

"Tahun 2024 meski suhunya panas tapi lebih banyak hujan. Justru itu kombinasi yang mengkhawatirkan karena dengan suhu tinggi, nyamuk semakin ganas. Nyamuk itu akan menggigit lebih sering 2,5 kali lipat pada suhu 30 derajat ke atas. Otomatis kalau lebih sering menggigit dia lebih gampang menularkan ke orang," sambungnya.

Tak hanya itu saja, potensi hujan yang tidak merata di tanah air semakin membuat perkembangan nyamuk semakin besar. 

"Ditambah dengan hujan yang tidak merata di tempat berkembang biaknya semakin banyak. Memang harus lebih waspada, kalau tahun lalu hanya el nino itu kan kering. Tahun ini cenderung el nina, hujan tapi suhunya meningkat. Sarang nyamuk banyak, nyamuk berkembang lebih banyak, makin ganas," sambungnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya