Serangan DBD Kedua: Waspadai Bahaya Komplikasi Demam Berdarah

Nyamuk aedes aegypti.
Sumber :
  • Pixabay

JAKARTA  – Penyakit demam berdarah masih mengkhawatirkan terlebih perubahan cuaca yang belakangan ini disebut-sebut semakin membuat nyamuk aedes aegypti semakin berkembang biak. Hal ini terlihat dari angka kasus demam berdarah yang sudah tercatat sebanyak 35.556 kasus hingga pekan ke-11 di tahun 2024.

Pemerintah Kalimantan Timur Gandeng Malaysia Buat Kendalikan Dengue

Seseorang yang telah terserang demam berdarah bahkan disebut memiliki kemungkinan untuk kembali terserang demam berdarah. Sebab, virus dengue penyebab DBD memiliki itu ada empat stereotipe. Jika seseorang sudah pernah terkena DBD sterotipe 1, dia masih mungkin terjangkit jenis lainnya.

Lantas benarkan orang yang terkena demam berdarah untuk kedua kalinya atau ketiga kalinya bisa lebih parah? Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, Imran Pambudi, menyebut bahwa kembali terserang demam berdarah untuk ketiga kalinya bisa menjadi lebih parah.

Gejalanya Mirip Flu Biasa, Awas Risiko Serius Virus RSV yang Meningkat di Musim Hujan

Sebab ketik terinfeksi kembali dengue virus akan menyerbu sistem imunitas tubuh dan mengakibatkan reaksi yang berlebihan. Reaksi ini akan membuat tubuh melemah karena imunitas akibat virus sebelumnya belum mampu membuat antibodi yang utuh.

Kenali Penyakit Hepatitis, IDI Woha Bagikan Informasi Pengobatan yang Tepat

“Memang seperti itu karena reaksi imunologis itu. Biasanya orang yang kena pertama kali tidak ada gejala begitu kedua ketiga biasanya lebih parah karena reaksi imunologinya yang lebih parah,” kata dia dalam acara Talkshow #Ayo3mplusvaksinDBD di Jakarta Selatan, Kamis 21 Maret 2024. 

Di sisi lain terkait dengan risiko kematian yang tinggi jika kembali terinfeksi demam berdarah. Imam menyebut risiko kematian ini tergantung seberapa cepat pasien tersebut ditangani. 

“Risiko kematian tergantung seberapa cepat dia ditangani karena tidak ada obatnya. Karena hanya terapi cairan, tetapi cairannya juga harus tepat tidak boleh kurang tidak boleh lebih. Kalau terlalu banyak malah jadi endema paru, paru-parunya terisi cairan tadi,” ujarnya.

Terkait dengan penanganan, Imran juga menyebut orang tua tidak perlu lagi menunggu tiga hari lamanya jika anak atau mereka mengalami demam. Sebab saat ini sudah ada pemeriksaan non-struktural 1 (NS1).

Pemeriksaan NS1 merupakan tes untuk mendeteksi keberadaan protein, yaitu protein yang dimiliki virus Dengue, penyebab demam berdarah dengue atau DBD. Pemeriksaan ini mampu mendeteksi virus tersebut dengan cepat, bahkan sejak gejala pertama kali muncul.

“Seawal mungkin. Enggak usah (tunggu tiga hari baru diperiksa) karena sekarang sudah ada pemeriksaan NS1 itu sudah bisa terdeteksi antigen virusnya. Jadi kita tidak perlu lagi mendeteksi antibodinya karena kan butuh waktu. Sekarang dengan NS1 sudah kedeteksi antibodinya,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya