Kasus Demam Berdarah Tinggi, Orangtua Diminta Waspada Jika Anak Alami Demam Seperti Ini
- Pixabay
JAKARTA – Angka kasus demam berdarah di Indonesia hingga pekan ke-11 di tahun 2024 ini cukup tinggi. Tercatat sudah ada 35.556 kasus demam berdarah dengan 290 kasus kematian.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, Imran Pambudi, mengungkap bahwa dalam kasus demam berdarah di tanah air ini penting terdeteksi lebih awal untuk mencegah kefatalan. Scroll untuk informasi selengkapnya.
“Satu hal yang penting bahwa terkait case fatality rate, terkait bagaimana kasus demam berdarah kini ditemukan seawal mungkin itu penting. Karena terapinya sampai saat ini belum ada banyak ke arah terapi cairan. Kalau bisa temukan seawal mungkin bisa pantau dehidrasi,” kata dia dalam acara Talkshow #Ayo3mplusvaksinDBD di Jakarta Selatan, Kamis 21 Maret 2024.
Ilustrasi nyamuk.
- Pexels/icon0.com
Lantas bagaimana mendeteksi lebih dini kasus demam berdarah? Gejala apa yang perlu diperhatikan orangtua di rumah terkait kasus demam berdarah? Terlebih kasus demam berdarah yang mengakibatkan kematian ini lebih banyak terjadi pada anak usia 5 hingga 14 tahun. Imran menjelaskan bahwa penting untuk mengamati pola demam yang terjadi pada anak.
“Gejala dengue sama seperti virus lain panas tinggi, di awal-awal. Yang beda sakit yang disebabkan virus lain adalah begitu hari ketiga sampah hari kelima panasnya turun. Suhu tubuh turun tapi yang khas turunnya suhu ini tidak diikuti dengan perbaikan kondisi. Dari (suhu tubuh yang) panas ke dingin harusnya lebih segar, sudah mau makan, ini harus hati-hati disertai nyeri ulu hati,” ujarnya.
Imran juga menyebut orangtua tidak perlu lagi menunggu tiga hari jika anak mengalami demam. Sebab, saat ini sudah ada pemeriksaan non-struktural 1 (NS1).
Pemeriksaan NS1 merupakan tes untuk mendeteksi keberadaan protein, yaitu protein yang dimiliki virus Dengue, penyebab demam berdarah dengue atau DBD. Pemeriksaan ini mampu mendeteksi virus tersebut dengan cepat, bahkan sejak gejala pertama kali muncul.
“Seawal mungkin. Enggak usah (tunggu tiga hari baru diperiksa) karena sekarang sudah ada pemeriksaan NS1 itu sudah bisa terdeteksi antigen virusnya. Jadi, kita tidak perlu lagi mendeteksi antibodinya karena kan butuh waktu. Sekarang dengan NS1 sudah kedeteksi antibodinya,” ujarnya.
Pemeriksaan NS1 ini sendiri juga sudah tersedia secara gratis di puskesmas. Sehingga fasilitas pemeriksaan ini bisa langsung dilakukan jika orangtua mencurigai risiko demam berdarah pada anak.
