Mitos atau Fakta: Makan Nasi Saat Sahur Bikin Ngantuk Seharian?

Ilustrasi menguap, mengantuk, malas.
Sumber :
  • Pixabay

JAKARTA – Rasa kantuk selama menjalani ibadah puasa sering melanda. Terlebih jika sudah memasuki waktu siang hari menuju sore hari. Rasa kantuk berlebihan selama menjalani puasa ini disebut-sebut lantaran konsumsi nasi putih di saat sahur. Benarkah demikian?

Nasi Kering dan Berkerak? Ini Trik untuk Menjaga Nasi Tetap Lembut dalam Rice Cooker!

Pendapat tersebut akhirnya membuat sebagian masyarkat memilih untuk tidak mengonsumsi nasi saat sahur. Lantas benarkah konsumsi nasi putih saat sahur memicu rasa ngantuk sepanjang hari? 

Spesialis Gizi Klinik, Dr.dr. Gaga Irawan Nugraha, M. Gizi., Sp.GK (K) angkat bicara, dijelaskan Gaga bahwa pendapat tersebut adalah mitos. Rasa kantuk yang berlebihan itu terjadi lantaran pola tidur yang menjadi berubah.

Aman Bagi Penderita Diabetes, Dokter Sarankan Konsumsi Ini untuk Pengganti Nasi Putih

“Orang ngantuk itu bukan karena nasi karena dia tidak bugar aja dan tidurnya terlalu larut. Bagaimanapun ketika puasa ramadan tidur kita kurang apalagi ibu-ibu yang menyiapkan makan sahur, itu (mengantuk) itu suatu yang wajar,” kata Gaga saat dimintai keterangan VIVA belum lama ini. 

Microsleep: Fenomena Tidur Singkat yang Bisa Mengancam Keselamatanmu

Lantas bagaimana cara mengurangi rasa kantuk berlebihan selama bukan puasa? Selain untuk tidur lebih cepat setelah menjalankan ibadah solat tarawih, Gaga menjelaskan untuk menjaga pola makan dan tetap terhidrasi selama puasa. 

“Pola makan dijaga, minum cukup ada buah-buahan, ada madu satu sendok selama sahur,” ujarnya.

Selain itu, Gaga juga menyarankan untuk masyarakat tetap menjalankan olahraga selama puasa. Untuk kegiatan olahraga sendiri kata Gaga bisa pilih kegiatan olahraga yang tidak berlebihan. 

“Kemudian setelah itu ada olahraga secara teratur. olahraga tidak yang terlalu berat, kecuali yang sudah terlatih. Untuk olahraga biasanya dilakukan ba’da ashar,” ungkapnya. 

Di sisi lain, rasa kantuk dan lemas yang terjadi selama puasa di bulan ramadhan itu kata Gagav lantaran gula dalam darah yang menurun. 

“Jadi yang membuat  lemas itu gula darah yang turun. gula darah turun itu biasanya setelah kita sahur jam 10 pagi mulai gula darah turun. biasanya puncaknya jam 12jam 1jam 2 lemaskan “ ujarnya.

Gaga menambahkan agar tubuh kembali segar, masyarakat disarankan untuk tetap aktif bergerak. 

“Kalau tubuh bergerak, tubuh akan menghasilkan glukosa, yang berasal dari pemecahan lemak dan glikogen.  Makanya kalau jam 12 siang tidur terlalu lama, pasti hipoglikemi. makanya terus beraktivitas, kalau yang di kantor jangan diem aja, itu bikin ngantuk, bikin lemes. Produktif atau tidak tergantung kita,” ungkapnya.   

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya