Sering Makan Mi Instan? Hati-hati, Ginjalmu Bisa Bermasalah!

Ilustrasi mie instan.
Sumber :
  • Freepik/dashu83

JAKARTA  –Siapa yang tidak suka dengan mi instan? Sepertinya tidak ada orang yang tidak menyukai mi instan ini lantaran rasanya yang lezat dan gurih bikin ketagihan. Tak cuma itu, cara mengolahnya yang praktis dan cepat, membuat mie instan seringkali dijadikan solusi cepat untuk 

Australia Tarik 3 Produk Indomie dari Peredaran, Ini Alasannya

Mi instan merupakan salah satu jenis makanan instan yang digemari lantaran dianggap makanan yang murah, mudah dimasak dan memiliki aneka rasa menggugah selera. Maka tak heran jika mi instan sering disediakan dalam jumlah banyak di dapur-dapur rumah tangga. 

Di benua Asia, mi instan sendiri memiliki banyak jenis variannya dan mereknya. Bahkan di Indonesia salah satu merek mi instan lokal sudah mendunia dan diakui sebagai mi instan terbaik yang pernah mereka makan dalam seumur hidup.

Memanfaatkan Aplikasi Kesehatan Digital untuk Penyakit Ginjal

Meski demikian terlalu sering mengonsumsi mi instan ternyata kurang baik bagi tubuh. Disebut-sebut konsumsi mi instan terlalu sering bisa menyebabkan masalah pada kesehatan ginjal seseorang. Benarkah demikian?

“Yang makan makanan instan itu asia ya kalau ke Eropa tidak banyak yang makan makanan seperti itu, itu sangat asian style. Jadi Korea, Jepang tapi data di sana tidak menyebutkan bahwa makan mi instan menyebabkan gangguan ginjal,” kata Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Ginjal dan Hipertensi, dr. Dina Nilasari, Ph.D., Sp.PD-KGH, di acara Kalbe Academia for Media dalam rangka Hari Ginjal Sedunia 2024, Kamis 14 Maret 2024.

Konsumsi Petai untuk Ginjal: Baik atau Buruk? Ini Faktanya!

Namun demikian, Dina mewanti-wanti tentang kadar natrium atau garam yang tinggi di dalam produk makanan instan termasuk mi. Terlebih rata-rata dalam satu kemasan mi instan terkandung natrium sekitar 890mg natrium. Belum lagi jika kita di hari yang sama mengonsumsi makanan lain yang juga mengandung natrium. Padahal asupan natrium yanng disarankan untuk dikonsumsi setiap harinya tidak lebih dari 2.400 mg atau setara 6 gram garam. 

“Tapi tentunya dengan makanan ini yang semuanya proses food ada kadar natrium yang tinggi. Ada nilai-nilai gizi yang sebenarnya tidak terlalu penting yang kita konsumsi,” sambung Dina.

Dina juga berpesan agar masyarakat lebih memilih makanan yang lebih sehat dibandingkan dengan mengonsumsi makanan proses food seperti m instan. Namun demikian masyarakat masih tetap bisa makan mi instan tapi tetap tidak berlebihan.

“Kita seharusnya mengonsumsi makanan yang nilai gizinya lebih bagus. Sesekali boleh tapi untuk dikonsumsi setiap saat itu tidak disarankan,” ujarnya.

Seperti diketahui jika terlalu banyak mengonsumsi natrium bisa berpotensi meningkatkan risiko penyakit hipertensi yang juga bisa berdampak pada sistem kerja ginjal.

Ketika pembuluh darah menjadi rusak, nefron yang menyaring darah tidak menerima oksigen dan nutrisi yang mereka butuhkan untuk berfungsi dengan baik. Inilah alasan mengapa tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah penyebab utama kedua gagal ginjal.

Seiring waktu, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol bisa menyebabkan arteri di sekitar ginjal menyempit, melemah atau mengeras. Arteri yang rusak ini tidak mampu memberikan cukup darah ke jaringan ginjal. Akibatnya, ginjal tidak bisa berfungsi dengan baik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya