Kemenkes Khawatir Pembiayaan Penyakit Ginjal Meningkat Karena Hal Ini
- times of india
VIVA Lifestyle – Penyakit ginjal menjadi salah satu penyakit yang menjadi perhatian khusus pemerintah. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, penyakit ginjal ini menduduki nomor kedelapan sebagai penyakit penyebab kematian terbanyak. Selain itu penyakit ginjal ini juga menjadi penyakit penyumbang untuk beban penyakit di tanah air lantaran banyaknya anggaran yang dikeluarkan pemerintah dalam menangani masalah ini.
“Penyakit ginjal juga menyumbang untuk beban penyakit karena cukup besar anggaran menangani permasalahan ginjal ini. Kurang lebih secara keseluruhan penyakit tidak menular menghabiskan hampir sekitar Rp 400 T lebih, ini untuk total masalah penyakit tidak menular di Indonesia kalau dihitung secara keseluruhan,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2TM) Kementerian Kesehatan, Dr, Eva Susanti, S.Kp., M.Kes dalam virtual briefieng, Kamis 14 Maret 2024. Scroll lebih lanjut.
Sementara itu untuk beban pembiayaan untuk masalah gagal ginjal di Idonesia juga mengalami kenaikan. Dari tahun 2022 lalu kata Eva pembiayaan untuk gagal ginjal mencapai Rp 2,16 triliun. Sedangkan di tahun 2023 pembiayaan gagal ginjal mencapai Rp2,9 T.
“Dikhawatirkan kalau tidak menjaga faktor risiko hipertensi dan diabetesnya tidak terkontrol pembiayaan akan semakin meningkat,” sambung Eva.
Eva sendiri mengungkap bahwa perjalanan masalah ginjal kronis ini pada dewasa lebih banyak disebabkan oleh penyakit ginjal akibat hipertensi sebesar 37 persen dan disusul penyakit ginjal yang disebabkan oleh nefropatri diabetik sebesar 32 persen.
Seperti diketahui, diabetes dan hipertensi secara langsung dapat memengaruhi kerusakan vaskuler atau pembuluh darah ginjal. Pembuluh darah pada ginjal berperan penting dalam menyaring limbah dan cairan berlebih dari darah. Dengan adanya diabetes dan hipertensi, potensi kerusakan pada pembuluh darah akan lebih tinggi yang akhirnya dapat mengganggu fungsi ginjal.
Maka dari itu, penting juga melakukan skrining dan deteksi dini penyakit ginjal. Skrining, deteksi dini dan tatalaksana awal penyakit ginjal kronik tidak hanya akan menurunkan angka gagal ginjal dan kebutuhan terapi pengganti ginjal di Indonesia, namun juga akan mengurangi biaya kesehatan pasien gagal ginjal.