Sahur Berlemak? Awas, Bahaya Tersembunyi Mengintai!

Ilustrasi memasak daging.
Sumber :
  • Pixabay/tophybear

JAKARTA  – Ibadah puasa yang mulai dijalankan sebagian besar umat muslim pada 12 Maret 2024, diketahui bukan hanya merupakan ibadah yang mengajarkan umat Islam menahan hawa nafsu, lapar dan haus. Puasa juga memiliki manfaat bagi kesehatan. Meski tidak makan dan minum selama kurang lebih 12 jam, tubuh diberi kesempatan untuk melakukan detox, membuang racun yang ada dalam tubuh. Sebab, puasa sama dengan memberikan waktu istirahat pada sistem pencernaan.

Menguak 7 Manfaat Kolang-kaling bagi Kesehatan Tubuh

Namun perlu diperhatikan juga ketika sudah memasuki waktu berbuka atau sahur, jangan sampai salah mengonsumsi makanan sehingga menyebabkan masalah seperti asam lambung naik. Bagi mereka yang memiliki masalah lambung seperti gerd, disarankan untuk tidak konsumsi makan makanan yang asam dan pedas. Sebab makanan jenis tersebut dapat membebani kerja lambung sehingga membuat lambung menjadi lebih begah atau kembung selama puasa.

Spesialis penyakit dalam, Dr.dr. Irsan Hasan, Sp.PD,KGEH, FINASIM menjelaskan bahwa benar makanan jenis tersebut terkadang dapat membebani kerja lambung. 

7 Jenis Makanan yang Baik untuk Kaum Asam Lambung dan Cara Menyajikannya

“Fakta, tetapi tidak selalu. Kita sering dengar kalau maag jangan makan pedas jangan makan asam nanti maagnya kambuh. Tapi tidak pada orang yang tidak punya masalah maag tidak jadi masalah kalimatnya ‘bisa membebani lambung’ kalau dia tidak punya masalah lambung tidak ada problem silahkan makan pedas, silahkan makan asam,” kata dia dalam program Hidup Sehat tvOne, Senin 12 Maret 2024. 

Gemuk Lemak atau Gemuk Air? Kenali Perbedaannya dan Cara Mengatasinya

Irsan juga menggarisbawahi, makanan pedas atau makanan asam sendiri tidak membebani kerja lambung. Melainkan dapat membuat perlukaan di lambung semakin berat. 

“Membebani ini juga perlu dikoreksi, membebani ini kan membuat lambung kerja keras. Untuk asam dan pedas salah pengertian menggangu lambung ini mengiritasi bukan membebani sama seperti kita luka kita garuk-garuk itukan mengiritasi membuat lukanya semakin hebat. Tapi tidak membebani lambung,” kata dia.

Irsan menambahkan,”Kalau dia (lambung) sudah ada luka, sudah ada radang di lambung kadang kala asupan makanan pedas, asupan asam akan membuat keluhannya jadi lebih meningkat, lebih hebat. Begitu juga dengan yang tidak memiliki masalah lambung jangan berlebihan (makan pedas dan asam), makan secukupnya,” ujarnya.

Di sisi lain, Irsan menyebut konsumsi makanan dengan tinggi lemak lah yang justru membebani kerja lambung saat puasa. Sebab, makanan berlemak membutuhkan waktu yang lebih panjang untuk dicerna oleh usus. 

“Kalimat bisa membebani itu lebih bisa pas, fakta. Kalau kita makan-makanan berlemak lambung perlu waktu lebih panjang untuk membuat lemak atau makanan berlemak menjadi partikel-partikel karena ada reflek di dalam tubuh yang meminta lambung lemak ini menjadi partikel-partikel lebih halus sehingga bisa diserap usus,” ujarnya.

Irsan melanjutkan, akibat proses penyerapannya yang lama, membuat makanan berlemak tersebut lebih lama di lambung. Alhasil kerja lambung menjadi lebih berat.

“Akibatnya makanan berlemak itu akan lebih lama di lambung. Lambung akan terus memproses itu, sehingga periodenya jadi lebih panjang. Jadi apakah itu membuat kerja lambung berat iya, makanan berlemak,” ujarnya.

Namun demikian, Irsan menyebut bahwa bagi mereka yang tidak memiliki masalah lambung, diperbolehkan mengonsumsi makanan berlemak seperti daging sebagai menu sahur. Sebab, kandungan protein dalam daging dapat membuat kenyang lebih lama. 

“Apakah ini harus dihindari? Ya enggak juga, kita boleh makan-makanan berlemak tapi kalau orang ini ada masalah dengan lambung dengan keluhan kembung, gerd dan sebagainya ini sebaiknya dikurangi, porsinya jangan terlalu besar. Maka ini akan membuat kenyang lebih lama dibandingkan karbohidrat gula,” ujarnya.

Irsan juga menekankan bahwa makan makanan berlemak saat sahur juga bisa memicu terjadinya asam lambung. Lantaran makanan berlemak akan merangsang keluarnya hormon kolesistokinin. Tak hanya itu, saat sahur mengkonsumsi banyak gula juga bisa memicu rasa lapar lebih cepat.

“Orang gerd berpikir setelah sahur gerd saya kambuh atau tidak, ada potensi makanan berlemak picu gerd. Misalnya sahur makan makanan berlemak lama di lambung, kemudian dia tiduran bisa naik picu gerd. Hal lain yang perlu diperhatikan juga makanan berlemak ini merangsang keluarnya hormon kolesistokinin, hormon ini membuat relaksasi katup antara kerongkongan dan lambung. Sehingga asam lambung naik ke atas,” jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya