Suka Ngobrol atau Gosip Saat Bukber Bisa Bikin Asam Lambung Naik, Kok Bisa?
- Freepik/drobotdean
VIVA Lifestyle – Memasuki bulan Ramadan, kegiatan buka bersama alias bukber sudah ramai digaungkan. Undangan bukber setiap ramadhan sendiri bisa terjadi lebih dari tiga kali. Mulai dari bukber bersama rekan-rekan SD, rekan-rekan SMP, rekan-rekan SMA, Perguruan Tinggi hingga rekan-rekan kantor.
Ketika kegiatan bukber dilaksanakan, pasti tidak lengkap rasanya jika tidak bercerita alias bergosip tentang kehidupan masing-masing dari kita atau bahkan kembali mengenang masa-masa sekolah. Namun taukah Anda, makan saat bukber itu bisa memicu maag kambuh? Kok bisa? Scroll lebih lanjut ya.
Begini penjelasan dari Spesialis penyakit dalam, Dr.dr. Irsan Hasan, Sp.PD,KGEH, FINASIM pada program Hidup Sehat TvOne, Selasa 12 Maret 2024.
“Fakta tapi tidak terjadi pada semua orang, jaman sekarang buket bukan ngobrol tapi bukber sambil liat hp, jadi sebetulnya enggak banyak ngobrol,” katanya.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Irsan bahwa ada tipe gerd tertentu yang bisa menyebabkan gerd kambuh ketika seseorang berbicara saat makan.
“Jadi kalau ngobrol berbahaya enggak buat sakit maag? Tergantung tipenya yang seperti apa. Secara sederhana kita membagi mereka dengan penyakit lambung ada tipe kembung, ada tipe nyeri, ada tipe reflux panas di dada pahit di mulut. Terkait dengan makan sambil ngobrol saat bukber picu maag, tipe kembung ada kemungkinan,” ujarnya.
Irsan menyebut, tipe kembung ini bisa memicu masalah lambung lantaran gas yang terlalu banyak ikut masuk saat makan. Sehingga kata dia, sering kali dokter menyarankan untuk tidak makan buru-buru.
“Kalau buru-buru, gasnya ikut masuk. Ngobrol juga akan potensi membuat gas yang masuk tinggi bahkan dianjurkan stop rokok, konsumsi permen karet itu memicu gas juga. Jadi tipe gas itulah terpicu membuat gas banyak ketika berbicara saat makan saat bukber, ”ujarnya.
Tak hanya soal makanan saja, masalah lambung seperti gerd juga bisa disebabkan oleh stress psikis. Diungkap Irsan bahwa berdasarkan pasien yang datang berobat kepadanya 60 persen masalah lambung terjadi akibat faktor psikis.
“Sekarang ada cabang ilmu brain and exist jadi otak pikiran mempengaruhi lambung,usus. Usus, lambung juga mempengaruhi otak. Ada pengalaman praktik saya pesan saya datang 60 persen bukan karena faktor makanan tapi faktor psikis,” ungkapnya.
Irsan menjelaskan kenapa faktor psikis bisa memengaruhi masalah lambung sepeti gerd. Hal ini lantaran rasa tidak nyaman, kecemasan, stress memicu produksi asam lambung menjadi lebih tinggi sehingga asamnya naik.
“Di sisi lain, asam tinggi memicu timbulnya kembung menurut saya 80 persen kembung ada faktor psikis,” katanya.