Ternyata Bukan Nasi, Ahli Gizi Ungkap Makanan yang Bikin Berat Badan Naik Drastis
- Pexels/Andres Ayrton
JAKARTA – Masalah kenaikan berat badan menjadi momok menakutkan terutama bagi wanita. Sebab, dengan bertambahnya berat badan dapat memengaruhi penampilan. Tidak hanya itu, kenaikan berat badan yang signifikan juga berdampak pada obesitas.
Diketahui, orang dengan obesitas berisiko 2 kali lipat terkena berbagai masalah penyakit. Mulai dari serangan jantung, penyakit jantung koroner, stroke, diabetes dan hipertensi atau tekanan darah tinggi. Scroll untuk informasi selengkapnya.
Kenaikan berat badan salah satunya dipengaruhi oleh asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh lebih besar dibandingkan dengan energi yang dikeluarkan. Lalu, makanan apa yang membuat berat badan meningkat?
Spesialis gizi yang juga dari Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI), Dr. dr. Gaga Irawan Nugraha, Sp.GK(K), mengungkapkan, gula menjadi pemicu terjadinya kenaikan berat badan.
Selain gula, ada beberapa makanan lainnya yang dapat meningkatkan berat badan yakni semua makanan yang memiliki indeks glikemik tinggi.
“Yang mudah tingkatkan berat badan adalah semua makanan yang indeks glikemik tinggi yang mudah jadi gula dalam tubuh. Yang mudah jadi gula dalam tubuh adalah semua tepung,” kata dia dalam acara bincang Novo Nordisk Indonesia bertajuk Mari Bicara Obesitas & Sains di Belakangnya, di Jakarta Selatan, Jumat 1 Maret 2024.
Beberapa jenis makanan yang terbuat dari tepung antara lain mi, roti hingga mi instan. Belum lagi semua jenis makanan yang terbuat dari tepung diproses menggunakan lemak seperti minyak dan margarin. Maka tidak mengherankan jika berat badan meningkat signifikan.
“Semua dari tepung, apalagi dalam proses memasak mengandung lemak dengan minyak dan margarin. Apalagi masyarakat sekarang memilih mengurangi nasi atau tidak makan nasi tapi diganti dengan mi instan atau roti gandum, kan sama saja. Apalagi kalau konsumsi roti dengan menggunakan selai,” ujar dia.
Diungkap Gaga bahwa nasi sendiri tidak menyebabkan berat badan naik secara signifikan. Terutama jika dikonsumsi bersama dengan lauk pauk (sayur-mayur dan protein), maka indeks glikemik nasi akan lebih rendah dibanding roti putih atau mi instan.
“Nasi putih indeks glikemik itu 75-80, kalau makan nasi dengan lauk pauk yang lengkap juga bisa mencegah makan berlebih,” pungkasnya.