Beberapa Masalah yang Bisa Muncul Setelah Pasang Ring Jantung

Ilustrasi jantung.
Sumber :
  • Pixabay

JAKARTA – Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit jantung iskemik atau disebut juga penyakit jantung koroner, hingga kini masih menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia.

Mengenal Air Murni, Ini Manfaat dan Kriteria Amannya

Sementara data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, menyebutkan bahwa penyakit jantung iskemik adalah penyebab kematian nomor dua di Indonesia setelah stroke. Sebagian besar penderita penyakit jantung koroner pada awalnya tidak bergejala. Karenanya, kondisi ini kerap disebut sebagai silent killer, di mana pada awalnya tidak menunjukkan gejala bermakna, namun ternyata bisa mengancam nyawa secara tiba-tiba dan berujung pada kematian. Scroll untuk informasi selengkapnya.

Penyebab utama dari masalah ini adalah adanya penumpukan plak atau kolesterol di pembuluh darah koroner yang mensuplai darah untuk jantung. Bila plak ini mengalami komplikasi, misalnya terjadi robekan, hal ini dapat menyebabkan oklusi atau sumbatan total secara mendadak yang berakibat serangan jantung. Menjaga pola hidup sehat dan mengonsumsi obat sangat penting jika sudah terdiagnosis penyakit jantung koroner.

Terpopuler: Penyebab Gangguan Pembuluh Seperti dr. Azmi Fadhlih, Diet Sukses 10 Idol K-pop

Pada beberapa kondisi tertentu, perlu dilakukan prosedur intervensi, yaitu dengan membuka atau melebarkan arteri koroner yang tersumbat dengan mengembangkan ring atau stent di tempat sumbatan, sehingga pembuluh darah jantung terbuka lagi. Prosedur ini bila dilakukan sesuai indikasi dapat membawa manfaat yang signifikan bagi pasien. 

Terpopuler: Cara Hilangkan Uban secara Alami, Daftar Superfood untuk Jantung Sehat

Tetapi, masih banyak orang yang ragu karena mempertimbangkan terjadinya lagi sumbatan setelah pemasangan ring jantung. Tak dipungkiri, memang ada beberapa masalah pasca pemasangan ring jantung yang dapat muncul, seperti penggumpalan darah dalam stent (jangka pendek) hingga muncul plak dalam stent yang menyebabkan penyempitan.

"Keadaan tersebut dapat saja terjadi. Selain karena kondisi pembuluh darah yang sudah kurang baik atau faktor risiko yang tidak terkontrol, sumbatan ulang pada ring jantung dapat disebabkan karena prosedur pemasangan ring yang kurang tepat, misalnya karena ring dikembangkan kurang optimal," kata Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah sekaligus Konsultan Intervensi di Heartology Hospital, dr. Adrianus Kosasih, Sp.JP(K), dalam media briefing di Jakarta, Jumat 1 Maret 2024.

Akibat otot kurang oksigen, seringkali beberapa gejala berulang yang terjadi adalah rasa nyeri dengan tipe yang sama, seperti dada terasa ditindih, panas, hingga sesak. Rasa sakit yang dirasakan tersebut juga bisa berlangsung kurang lebih 10 menit. Bahkan yang lebih parah lagi, karena saraf jantung berkaitan juga dengan beberapa saraf lain, nyeri seringkali dapat terjadi di bahu, punggung, rahang, hingga tangan.

Nyatanya, risiko sumbatan ulang setelah pemasangan ring dapat dicegah dan diminimalisir. Dengan kemajuan teknologi di bidang kardiovaskular, terciptalah prosedur intervensi dengan bantuan alat IVUS (Intravascular Ultrasound). Alat ini menerapkan prinsip ultrasonografi untuk melihat kondisi di dalam pembuluh darah secara lebih akurat.

Ilustrasi serangan jantung

Photo :
  • Pixabay

Alat IVUS menjadi "guiding" dokter spesialis jantung dan pembuluh saat melakukan intervensi. IVUS dapat memberikan gambaran detail pembuluh darah koroner mulai dari ukuran pembuluh darah, besar dan jenis sumbatan, hingga kondisi ring yang terpasang apakah sudah terpasang optimal atau belum. 

"Kemajuan teknologi memungkinkan para dokter untuk melakukan tindakan lebih akurat demi mencapai hasil yang lebih baik hingga menghindari berbagai komplikasi dan mengurangi angka kematian. Penggunaan IVUS dalam prosedur pemasangan ring sendiri terbukti secara klinis memberikan hasil yang optimal dan mencegah komplikasi baik jangka pendek maupun jangka panjang,” tukas dr. Adrianus.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya